Lihat ke Halaman Asli

AKHMADI

SMP Negeri 44 Jakarta

Cinta Produk dalam Negerikah Kita?

Diperbarui: 26 November 2020   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

1. Refleksi diri

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi khususnya kepada bapak dan ibu yang berprofesi sebagai Guru di seluruh pelosok negeri. Selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan pertengahan Maret sampai sekarang, setiap guru menggunakan aplikasi pembelajaran yang beranekaragam diantaranya menggunakan Google class room, Google meet,  zoom, kinemaster, mikrosoft 365, Quizizz dan masih banyak jenisnya. 

Tanpa kita sadari bahwa produk yang kita gunakan bukan produk dalam negeri. sayapun menggunakan aplikasi itu dan pada awalnya nyaman-nyaman saja, suatu ketika terbesit Pertanyaannya adalah. "Apakah aplikasi yang saya gunakan produk dalam negeri? sedangkan pemerintah selalu mengedepankan pemakaian produk dalam negeri. 

Apakah anak bangsa tidak mampu membuat aplikasi yang terintegrasi dan  dapat dimanfaatkan untuk melaksankan PJJ? Apakah kita hanya menjadi bangsa konsumen saja? Kadang terbesit dalam hati, mengapa bangsa kita cuma menjadi penonton saja? sumber daya alam yang melimpah belum kita manfaatkan dengan baik, sehingga ketergantungan kita akan produk luar negeri selalu bertambah. 

2. Portaldik.id

Berawal dari perkenalan singkat sebelum masa Covid dengan pemilik portaldi.id yang datang dan mempresentasikan di sekolah sebuah karya anak bangsa yang diberinama Portaldik.id. saya melihat aplikasi ini sangat cocok digunakan di sekolah dengan berbagai fitur yang tersedia. 

Dengan menggunakan Portaldik.id pola lama akan terkikis habis. awalnya kami masih menggunakan kertas untuk melakukan berbagai ujian sekolah, sangat merepotkan dan melelahkan. Ketika saya mencoba menggunakan Portaldik.id saya merasakan manfaatnya. Sangat menghemat kertas dan rangkaian pekerjaan secara automatis menghemat biaya.

3. Realitas PJJ

Setelah ada keputusan bersama beberapa menteri waktu yang lalu terkait pembelajaran di semester 2, akhirnya keputusan diserahkan ke Pemerintah Daerah masing-masing dengan memperhatikan faktor kesehatan dan keselamatan perserta didik, guru, karyawan dan orangtua siswa. sekolah boleh menyelenggarakan pembelajaran tatap muka yang syaratnya sangat ketat, diantaranya zone daerah itu sudah dinyatakan aman, ada ijin dari instansi terkait, ada ijin dari orangtua siswa, kuota perkelas 50%, menggunakan protokol kesehatan dan masih banyak syarat yang lain.  Dari syarat yang ditentukan sepertinya sekolah belum berani menentukan pembelajaran tatap muka. 

4. Solusi

Melihat realita tersebuat, saya mengusulkan kepada pemerintah agar berupaya menciptakan aplikasi produk dalam negeri, pemerintah mengundang warganya yang ahli dalam bidang IT dan diajak kerjasama untuk menciptakan aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran jarak jauh.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline