Lihat ke Halaman Asli

(Agama) Minoritas Tidak Layak Bermasyarakat?

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menilik berita terakhir mengenai demo menentang penempatan Lurah Lenteng Agung karena beragama non islam, apalagi sampai ada tuduhan perilaku sang lurah membahayakan akidah.  Padahal kalau mau lebih ditanggapi dengan kepala dingin, toh kegiatan bermasyarakat dengan non muslim sekalipun bisa dilaksanakan.

Pengalaman pribadi saya di suatu desa di Jawa timur, seorang katolik bahkan menjadi pengurus kelompok pengajian keliling mingguan. Ya betul, anda tidak salah baca. Saudara jauh saya ini beragama katolik dan aktif di kemasyarakatan. Bahkan jika ada tetangga yang meninggal, dia adalah orang yang pertama kali repot untuk menghubungi modin dan mengurus pemakaman. Prinsipnya, dalam bantu membantu tetangga tidak perlu ditanya agamanya apa, yang utama bantu dulu. Kesusahan tidak mengenal agama.

walaupun tidak dipungkiri masih ada sentimen agama saat pemilihan ketua RT/RW. Bisik bisik sekitarnya bilang, kenapa mau dipimpin oleh non islam. Untuk menghindari hal tersebut, dia memilih untuk mengundurkan diri. walaupun akhirnya, tetap dipilih untuk menjadi pengurus RT termasuk pengurus pengajian tersebut.Pun, saat ada tahlilan di rumahnya, dia bersedia menurunkan atribut keagamaannya agar tidak terjadi ketidaknyamanan.

Mengapa   kita tidak bisa mencontoh Haji Bambang yang rela menyelamatkan korban bom bali (yang dilakukan oleh orang yang mengaku muslim sejati) apapun agamanya? Tidak menjadi seorang Habibie yang di hormati non muslim karena kemampuan intelektualnya ? tidak meniru Gus Dur yang memerintahkan banser NU untuk turut menjaga gereja saat misa natal ? mencontoh pemain sepak bola liga Inggris yang dengan sopan menolak minuman keras sehingga  merubah kebiasaan pesta kemenangan dengan champagne ?

Seorang prajurit Amerika pun angkat bicara membela seorang "muslim" di Amerika. Ujarnya, walaupun ia berperang dengan orang timur tengah (yg mayoritas islam), dia berperang bukan karena agamanya. Dia berperang karena percaya dan melindungi kebebasan berekspresi (termasuk beragama). bisa dilihat di sini

Mengapa kita yang mengaku sebagai muslim yang baik, yang Rahmatan lil alamin tapi tidak bisa membedakan mana akidah, mana aspek kemasyarakatan ?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline