Lihat ke Halaman Asli

Homoseksualitas Dapat Menular

Diperbarui: 23 Februari 2017   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi

Bertentangan dengan pandangan banyak orang bahwa homoseksualitas itu bersifat genetis, pada kenyataannya penyimpangan ini dapat menular dengan cepat. Hal itu disampaikan oleh Dr. Bagus Riyono, pengajar Fakultas Psikologi UGM dalam sidang judicial review tiga pasal kesusilaan KUHP di hadapan Majelis Hakim MK, Senin (07/11/16) yang lalu.

“Data empiris menunjukkan bahwa mayoritas pelaku homoseksual itu sebelumnya adalah korban, (yaitu) korban homoseksual,” ungkap Bagus dalam penjelasannya.

“Secara medis, perangsangan terhadap laki-laki tidak harus dari luar, tapi juga bisa dirangsang dari anus. Jadi mereka yang disodomi itu juga bisa mengalami ejakulasi dengan cara itu. Namun cara itu merusak secara biologis,” ujarnya.

Karena korban mengalami kenikmatan, maka lambat-laun perasaannya berubah, dan ia tidak lagi merasa sebagai korban.

“Mereka itu ketika belum mengalami, (merasa) takut. Tapi sesudah mengalami, (mereka) merasakan kenikmatan, sehingga sesuatu yang dirasakan nikmat itu ingin dia ulangi. Di situlah terjadinya penularan,” ungkap Bagus lagi.

Penularan tersebut, karena diawali dengan tindak pemaksaan kepada korban, pada akhirnya menjadi tidak terkendali. Dalam sebuah kasus yang disitirnya, Bagus menceritakan bagaimana anak-anak dapat dengan mudah menjadi korban.

“Ada sejumlah kasus, anak kelas 4 SD yang disodomi oleh kakak kelasnya yang putus sekolah. Jadi teman-temannya diajak main-main, penisnya dimasukkan ke anusnya dan sebagainya terus mereka ketawa-ketawa, seperti permainan,” paparnya.

Karena begitu berbahayanya penularan penyimpangan ini, maka Bagus menganggap bahwa sudah saatnya negara mengambil tindakan.

“Sigmund Freud sudah mengimajinasikan masyarakat yang dikuasai oleh hawa nafsunya, yaitu masyarakat yang mencita-citakan orgy. Mereka ingin hubungan seks di mana saja, secara kelompok, melakukan pesta seks dan sebagainya. Dan itu sudah terjadi sekarang,” tandasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline