Lihat ke Halaman Asli

Dialektika Dialog: Dua Ruang Hampa

Diperbarui: 21 Januari 2024   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dialektika Dialog : Dua ruang hampa.

0/

Dan alamat ilahku padamu

Dia mengajakmu menafsir ayat yang senyap Bentuk-bentyk morgana dan fatamorgana dari ruang mihrab dunia

dan akhirat.

Dan alamat ilahku pada rindu Sebuah risalah bisu yang akau tak lagu di sana dalam sorot matamu : Mencari, "kemana?" "Kemana?" Ayah kemana?"

1/

 Lihat, wajahmu segurat mirip garis takfir di wajahku mencari dilema tuhan pada baris isyarat dan tanda dalam kehidupan semesta. Kitaran angin menghembuskan bau keghaiban dan waktu - tak terkecuali cahaya yang sublim dan bisu. "Masih merengkuh namamu dqlam bulu roma (wi) ku.

 Tabir yang bercerita mampulah kutatap wajahmu yang sayu dan layu.

Menunggu air hujan menyiram rindu jadi pasang ombak di lauran cinta. -Mu.

B. Lampung, 21 Januari 2024

A.W. al-faiz.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline