Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Ricky Perdana

gemar travelling, fotografi dan menulis

Setop Postingan Pemicu Konflik, Mari Saling Menguatkan Solidaritas

Diperbarui: 15 Maret 2020   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Satu - kompas.com

Perkembangan teknologi saat ini memang sudah tak bisa dihindari. Informasi bisa diakses hanya dalam hitungan detik dengan perangkat smartphone. Informasi juga bisa dengan mudah tersebar, hanya dengan smartphone. 

Kemajuan itu pula yang kemudian mempengaruhi pola kita dalam mengakses atau menyebarkan informasi. Ironisnya, kemudahan dan kemajuan teknologi ini seringkali disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak baik. Termasuk salah satunya digunakan untuk kepentingan penyebaran hoaks dan pesan kebencian.

Perilaku diatas seringkali terjadi di era milenial ini. Kebencian tanpa alasan, serta menjadikan kebohongan sebagai dasar kebenaran, masih marak terjadi. Karena itu mari kita bijak dalam bermedia sosial. Bijak pula dalam setiap berinteraksi dengan siapapun. Tak terkecuali dengan orang satu pandangan, tapi yang berbeda pendangan dengan kita. Kita semua sama. Mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Menjaga solidaritas antar umat beragama tetap perlu dijaga, agar kerukunan tetap terjaga. Ketika kerukunan terjaga, maka rasa toleransi, saling menghargai dan menghormati tetap bisa ada dalam setiap kehidpan sehari-hari. 

Jika kita melihat dalam kehidupan sehari-hari, postingan yang berisi kebohongan ataupun kebencian, masi saja terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan politik, untuk urusan sehari-hari, bahkan dalam kondisi bencana atau musibah pun, kadang masih saja ada pihak-pihak yang secara sengaja menebar provokasi, ujaran kebencian dan kebohongan yang bisa memicu kepanikan masyarakat.

Indonesia adalah negara yang penuh keragaman suku, budaya, agama, bahasa dan latar belakang lainnya. Keragaman itu adalah anugerah yang harus dijaga, tidak hanya oleh generasi saat ini, tapi juga oleh generasi mendatang. Semuanya harus bergandengan tangan, saling menguatkan agar tidak mudah terpengaruh dengan pesan-pesan kebencian dan provokasi SARA. 

Tak dipungkiri, kelompok radikal seringkali memanfaatkan hal ini untuk menebar ketakutan di masyarakat. Ketika masyarakat panik, mudah marah, situasi akan chaos, mereka akan dengan mudah mengklaim hal tersebut sebagai medan perang. Hal inilah yang harus diantisipasi agar jangan sampai terjadi.

Kerusuhan SARA yang terjadi di India, yang dipicu karena lahirnya undang-undang di negara tersebut, juga harus disikapi secara utuh. Konflik antara kelompok Hindu dan muslim setempat, jangan dibelokkan dan dibawa ke Indonesia. Negeri ini bukanlah negeri yang penuh dengan konflik. Indonesia adalah negara kaya, harus dijaga oleh masyarakatnya. Indonesia adalah negara yang toleran, yang tidak menganut paham kekerasan. Keramahan yang ada jangan diganti dengan amarah yang tidak jelas arahnya. Semoga bisa jadi renungan bersama. Salam damai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline