Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Ali Rendra

Kartawedhana

Patriotisme Berwarna Kelam di Kalimantan Selatan

Diperbarui: 18 Maret 2022   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Letnan Ibnu Hajar Rabu 10 Oktober 1956. Koleksi :Wajidi

Oleh : Rendra

Iklim Revolusi Fisik merupakan tempaan yang begitu keras bagi mental dan fisik para pasukan pejuang kemerdekaan di Kalimantan Selatan.

Dampak yang begitu besar itu dirasakan setelah perjanjian Linggarjati kemudian ditambah pula dengan implikasi perjanjian Renville yang justru menjadi pukulan bertubi-tubi bagi para pejuang. Tak alihnya seperti hantaman demi hantaman mematahkan tulang tungkai sayap-sayap perjuangan.

Menyerahkah mereka dengan keadaan ? Justru tidak. Para pejuang dari ALRI Divisi IV tidak begitu saja meratapi keterbatasan itu. Seperti sebuah tantangan bagi mereka, para punggawa Banua ini malah kian terpacu oleh merahnya bara api yang bersemayam di dada meraka, bergelora dan tak kunjung padam.

Patriotisme ini justru bagai kobaran api biru yang selalu menjaga nyalanya dengan baik untuk senantiasa membakar pengaruh kolonialisme asing di tanah air tercinta.

Batalyon Mobile Divisi Tempur MPK ALRI atau disingkat "Yon Mobil" Divisi adalah satuan tempur andalan ALRI Divisi IV. Pada dasarnya mereka adalah pasukan tempur dari sektor X-18 Amandit dengan komandannya Haderi alias Ibnu Hajar dan Wakil Komandannya Samideri Dumam.

Kekuatan batalyon ini terdiri dari 3 pasukan, masing-masing dipimpin Samideri, Sani dan Mawardi Ali. Selain itu, mereka memiliki daya jangkauan yang amat luas, sampai keluar wilayah teritorial Amandit. Mereka sangat ditakuti, diwaspadai oleh pasukan musuh dari pihak kolonial terutama di daerah "Mandala Yuda" atau Hulu Sungai Selatan saat ini yang menjadi pusat perang di zaman revolusi.

Serangkaian pertempuran besar dikobarkan oleh pasukan andalan ALRI Divisi IV Yon Mobile pimpinan Ibnu Hajar alias Haderi melawan pasukan penjajah. Seperti pertempuran di Bamban, Teluk Mesjid, di perkebunan karet di Martapura, Padang Batung, Batu Laki, dan beberapa kali pertempuran legendaris di Nagara.

Sekilas memori sejarah merekam pertempuran yang begitu sengit terjadi di Nagara antara pasukan Yon Mobil andalan ALRI dan Polisi NICA, hujan peluru dan rentetan tembakan dari kedua belah pihak berlangsung saat malam gelap yang hanya bersuluhkan bintang. Pertempuran itu diakhiri sampai sinar fajar tiba, dengan kemenangan di pihak Yon Mobil ALRI.

Pada pertempuran lainnya Ibnu Hajar dan Samideri Dumam juga harus kehilangan sahabat seperjuangan mereka Andi Tajang dalam peperangan sengit di desa Gambah Walangku. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline