Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Affandi

Mahasiswa IAIN Jember https://www.kompasiana.com/ahmadaffandi

Peran Pendidik sebagai Motivator Part 2

Diperbarui: 31 Mei 2020   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamualaikum. Bismillahirrahmanirrahim.

Salam semangat untuk kita semua. Pada kesempatan ini penulis akan melanjutkan pembahasan pada artikel sebelumnya, yaitu peran pendidik sebagai motivator (part 1). 

Kali ini penulis akan menulis beberapa permasalahan yang dihadapi peserta didik sehingga peran pendidik sangat penting untuk memotivasi peserta didiknya dan beberapa usaha pendidik dalam memotivasi peserta didiknya.

Penulis juga merasa bahwa tugas pendidik bukan hanya memotivasi anak didiknya untuk belajar secara formal, tetapi pendidik juga harus bisa mengajarkan anak didiknya untuk mempelajari segala permasalahan dan pengetahuan di luar pembelajaran formal yang mampu mereka pahami agar peserta didik memiliki pengetahuan yang luas dan terarah.


Beberapa alasan peserta didik bersikap malas belajar adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik tidak melakukan perbuatan baik atau malas melakukan sesuatu karena merasa perbuatan atau pekerjaan  tersebut  masih dapat dikerjakan dilain waktu (waktu masih panjang dan selalu menunda-nundanya).
b. Adanya keyakinan pada peserta didik bahwa pekerjaan tersebut bukan pekerjaannya dan menunggu orang lain untuk mengerjakannya.
c. Merasa tidak mampu melakukan suatu pekerjaan sebelum berusaha untuk mencoba mengerjakannya sendiri terlebih dahulu (kurang percaya diri).
d. Kurangnya rasa tanggung jawab peserta didik terhadap keingintahuan mereka untuk belajar.


Selanjutnya terdapat permasalahan tentang kurangnya partisipasi pesera didik di kelas sehingga pendidik sangat diperlukan untuk memberikan dorongan agar mereka aktif belajar baik didalam maupun diluar kelas. Untuk itu perlu terlebih dahulu kita ketahui penyebabnya sebagai berikut:

1. Siswa tidak terbiasa aktif di kelas

Di Indonesia, kebanyakan guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran sehingga siswa terbiasa pasif mendengarkan. Karena itu para siswa tentu kesulitan jika langsung di tuntut aktif berbicara walaupun pada kurikulum 2013 saat ini siswa dituntut untuk lebih aktif. 

Salah satu penyebabnya yaitu siswa takut ide atau gagasan yang mereka kemukakan di kelas di anggap tidak mutu sehingga peran guru sangat penting guna meluruskan hal semacam ini. 

Pada artikel sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa guru harus bersifat terbuka dan mengapresiasi hal sekecil apapun yang telah dicapai dan dimengerti siswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline