Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Faizal Abidin

Mahasiswa dan Guru PAUD

Pahala Berlipat di Hari Kedua: Menyambut Rahmat Ramadhan dengan Penuh Semangat

Diperbarui: 13 Maret 2024   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

narasi.tv/Sumber: Pexels/Ali Arapoglu 

Ramadan adalah bulan yang penuh dengan berkah dan ampunan. Pada bulan yang suci ini, setiap amal ibadah akan mendapatkan pahala yang dilipatgandakan, tak terkecuali ibadah puasa. Saat memasuki hari kedua puasa, tentu saja semangat untuk meraih pahala yang luar biasa perlu terus digelorakan. Ini karena pada bulan Ramadan, kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah sangatlah besar. 

Puasa adalah salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dan diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis-hadisnya. Selain menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari, puasa juga mengajarkan kesabaran, ketaqwaan, dan pengendalian diri. Puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama seperti berdusta, berkata kasar, atau melakukan perbuatan buruk lainnya. 

Dengan menjalankan puasa dengan ikhlas dan penuh keimanan, kita dapat mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Oleh karena itu, semangat untuk terus beribadah dan menjalankan puasa dengan baik sangatlah penting agar kita dapat meraih keberkahan dan ampunan dalam bulan yang mulia ini.

"Allah mencatat setiap ibadah orang yang menjalankan puasa dan memberikan pahala yang sangat besar kepada mereka."

 Keutamaan ini menjadi motivasi yang sangat kuat bagi umat Islam untuk sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah puasa. Setiap tindakan menahan diri dari makan dan minum, serta mengendalikan hawa nafsu, dicatat sebagai amal saleh oleh Allah SWT dan akan menghasilkan pahala yang berlipat ganda. Allah SWT dalam Al-Quran menegaskan bahwa puasa adalah untuk-Nya dan Dia yang akan memberikan balasan yang melimpah kepada orang-orang yang berpuasa dengan ikhlas. 

Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa setiap amal kebaikan yang dilakukan oleh umat Islam akan dilipatgandakan pahalanya, dan puasa adalah salah satu ibadah yang memiliki pahala yang sangat besar. Dengan demikian, kesadaran akan pencatatan setiap amal oleh Allah serta janji-Nya untuk memberikan pahala yang besar kepada orang yang berpuasa merupakan dorongan yang kuat bagi umat Islam untuk berusaha sebaik mungkin dalam menjalankan ibadah puasa.

Penegasan mengenai keutamaan puasa Ramadan juga terdapat dalam Al-Quran, Surat Al-Baqarah ayat 185. 

 شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥
Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."

Ayat ini secara jelas menegaskan kewajiban berpuasa di bulan Ramadan dan pahala yang menanti bagi orang yang menjalankannya. Ramadan adalah bulan yang diturunkannya Al-Qur'an pertama kali, pada malam lailatul qadar, yang merupakan malam kemuliaan. Di dalamnya terdapat petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang salah. Oleh karena itu, setiap orang yang hidup di bulan Ramadan dalam keadaan sudah akil balig, maka wajib bagi mereka untuk berpuasa.

Allah memberikan keringanan bagi orang yang sakit atau sedang dalam perjalanan dengan membolehkan mereka untuk tidak berpuasa dan menggantinya dengan berpuasa pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi umat-Nya dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah umat Islam mencukupkan bilangan puasanya dengan berpuasa satu bulan penuh, dan ketika berakhirnya puasa, mereka dianjurkan untuk bertakbir mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang telah diberikan, agar mereka dapat bersyukur atas nikmat tersebut. Dengan demikian, ayat ini tidak hanya menegaskan kewajiban berpuasa bagi umat Islam, tetapi juga mengajarkan tentang keringanan yang diberikan oleh Allah serta pentingnya bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya. Ini menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan syukur kepada Allah SWT.

Berdasarkan Hadis dari [Muttafaqun alaih], Rasulullah SAW bersabda, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline