Lihat ke Halaman Asli

Ahlis Qoidah Noor

Educator, Doctor, Author, Writer

Secangkir Kopi

Diperbarui: 8 Januari 2019   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi by insta-stalker.com


Ada seduhan yang mempunyai taste yang berbeda setiap kali engkau minta. Bila aku yang membuat maka komposisinya kupastikan aku pun suka.Sesendok gula, kopi dan seduhan panas dalam secangkir. Bukan gelas dan mesti mug sedang.

Bisa kopi apa saja yang kuramu. Merek tertentu atau buatan pedagang pasar. Yang penting komposisi tentukan rasa. Aromanya adalah barometer awal kenikmatan 

Mestilah harus panas sekali, bila perlu lebih dari 100 derajat Celcius. Bukan sekedar hangat tak bernyali. Kopimu adalah paduan rasa sebelum meminta dan melayani tanpa dipaksa.

Ada beragam kopi pernah kutawarkan: white coffee, black coffee , mocca, latte, espresso atau cappuccino. Selalu setia dengan kopi pahit yang aku sebut the black one. Katamu kopi itu penawar racun nikotinmu. Aku tak mau tahu.

Maka sebelum kau bukakan mata, kuaromai hidungmu dengan wanginya. Sebelum kau mintakan pasangannya , kusediakan pisang goreng menggodamu.

Dulu, pernah aku tak peka dengan permintaanmu. Tentang beragam taste kopi. Sampai aku harus menanggung sedihnya belajar meramu kopi sendirian. Menunggumu untuk meminum kopi dari petang sampai pagi lagi. Dinginnya tak membuatku jengah untuk meminumnya sendiri.

Sampai kutemukan cangkir ajaib yang membantuku menemukan tastemu. Meladenimu dalam hangatnya kopi pagi dan asapnya yang menyeruak ruangan dan menusuk hidungku. Kunikmati juga secawan sebelum ku pergi dan mencium tanganmu.

Indahnya sebuah penemuan membuatku tersadar hakekat yang dalam dari secangkir kopi. Bukan hanya sekedar pertemuan gula, air dan kopi tetapi lebih dari aroma yang memabukkanku di pagi hari.

Maka bila belum kau temukan ramuan sejatimu tentang kopi. Janganlah menyerah untuk terus mencoba. Siapa tahu proporsi dan pengalamanmu butuh lebih dari sekedar perjalananku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline