Seharian dia terpanggang matahari
Dari saat ufuk menjelang sampai sore menenteng malam
Mengukur jalan tak pernah puas dan berharap menetas
Harapan poin dan juga receh terkumpul untuk Si Deden yang memelas
Seharian menanggung haus , lapar dan keringat yang terus mengucur
Berlabuh debu dan juga asap knalpot di ujung hidung
Hanya sebuah sapu tangan penutup wajah dan jaket hijau penghalang panas
Hanya sepasang sepatu kumal dan juga sebungkus nasi rames penunda lapar
Berselonjor kaki usai maghrib, pertanda bahagia mendapat jamuan gratis
Dari anak-anak muda yang hendak mendaki syurga
Dengan pemberian sekedarnya, penanda cinta pada Tuhannya