Lihat ke Halaman Asli

Siapapun Mampu Memberikan Nasihat

Diperbarui: 10 Mei 2021   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto (agusyaman)

Dalam menjalani kehidupan ini, kita kadang menjadi penonton, kadang juga ditonton, tak jarang kita suka menyendiri sekedar menenangkan hati, menghibur hati dan ingin kesejukan untuk menentramkan diri sendiri.

Kita perduli pada lingkungan sekitar, dan kita juga tidak memperdulikannya, kita berbuat baik kita dibaik-baik orang, dan demikianlah timbal balik yang terus akan terjadi pada diri kita. Semuanya tergantung dari kebijakan kita sendiri.

Kita menyampaikan pesan, kita disampaikan pesan. Jika pesan yang kita sampaikan dengan sikap keras, percayalah kita juga akan mendapatkan yang demikian juga. 

Untuk itu kita butuh bantuan, butuh berkomunikasi dengan yang menciptakan kita sebagai mahluk hidup, dan Yang Maha Kuasa tidak lagi berkomukasi langsung dengan kita, karena cukuplah kitab dan hadist bagi kita untuk mempelajari apa keinginan Yang Maha Kuasa kepada kita. Kita diharuskan memperbaiki diri, cara berlaku lembut dan baik kepada siapapun juga serta menjalani perintah-Nya.

Benar adanya jika sebagian dari kita dapat memberikan pandangan kita terhadap sifat orang lain, memberi nasihat namun sedikit dari kita tidak dapat menjadi teladan bagi mereka. Kita mampu menafsir dan mengkaji apa yang ada pada keadaan orang lain. Mudah memberikan jalan keluar pada permasalahan orang lain. Kita samar-samar dapat memberikan masukan-masukan bagi orang lain, memberikan solusi terbaik bagi orang lain.

Nasihat-nasihat yang kita berikan biasanya sarat akan muatan kebaikan, namun kita sendiri mungkin tidak dapat melakukannya dan tidak memiliki mental untuk melakukan apa yang kite nasihati, kadang kita sendiri tidak tahu bagaimana nasihat bijak itu dapat muncul dari mulut kita. Pastinya siapapun dapat memberikan masukan/nashat pada orang yang sedang bermasalah karena kita tidak berada pada tekanan, tidak berada pada posisi orang tersebut jadi pikiran dan hati kita dapat lebih leluasa mencerna bagaimana harus bersikap/berbuat.

Biasanya, nasihat yang kita berikan adalah kalimat, "baiknya ambil hikmahnya saja." Atau, "ambil sebagai pembelajaran kita," ada baiknya memberikan nasihat seperti, "tetap jaga etika kita, jaga stabilitas mental." Apapun yang akan terjadi atau yang telah terjadi pada diri orang lain atau diri kita sendiri, etika dan mental adalah nomor satu. Semua dapat kita hadapi dengan etika dan mental yang stabil.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline