Lihat ke Halaman Asli

Seni dan Budaya Meningkatkan Dunia Pariwisata

Diperbarui: 19 November 2020   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reog Ponorogo (Jawa Timur) mengikuti karnaval Toboali City on Fire, Bangka Selatan (foto:agusyaman)

Karnaval Toboali City on Fire (foto:agusyaman)

Dalam menunjang dunia pariwisata di daerah, masyarakat tradisional atau pun masyarakat desa sudah sewajarnya menggunakan Komunikasi efektif untuk meningkatkan mutu daerahnya. Sudah menjadi rahasia umum jika masyarakat kita sudah mengenal media sosial dan media online untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaannya, sedangkan komunikasi tatap muka juga penting digunakan untuk lebih memberikan keramahan terhadap wisatawan, karena selain bagusnya komunikasi ini juga dapat membangkitkan hubungan sosial yang baik antar masyarakat dengan wisatawan, apalagi masyarakat kita juga sudah memiliki karakteristik kebudayaan yang kuat, ramah serta murah senyum. Dengan perpaduan karakter kebudayaan serta komunikasi diharapkan wisatawan merasa betah di daerah kita.

Dengan menambah ilmu komunikasi pada masyarakat, khususnya generasi muda yang ada dipastikan dunia pariwisata akan meningkat. Seperti kita ketahui, jiwa dan semangat generasi muda kita kuat dan membara, intelektual mereka maju seiring perkembangan jaman, dan media sosial sudah menjadi makanan mereka sehari-hari. Mereka lebih berpandangan ke depan, lebih maju, dan daya promosi dalam bahasa pergaulannya akan meningkatkan karakter atau daya tarik daerahnya.

Jika kita melihat daerah-daerah yang sudah maju dunia pariwisatanya seperti Bali, Lombok, Yogyakarta, Jawa Timur dan daerah lainnya. Daerah-daerah ini kepariwisataan dan kebudayaannya sangat heroik, memiliki karakteristik dan karismatik tersendiri yang di bangun oleh orang-orang terdahulu, oleh senimannya, budayawan, pekerja seni dan generasi mudanya, tentu saja difasilitasi oleh pemerintah setempat. 

Kita harus mengakui bahwa keberhasilan pariwisata daerah-daerah ini dikarenakan kesenian dan kebudayaan yang ada mereka gunakan/manfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Untuk memajukan pariwisata sudah pasti dibutuhkan Komunikasi yang baik di semua kalangan terutama komunikasi seniman dalam karyanya serta komunikasi pemerintah dengan masyarakat dan dengan masyarakat luar, karena komunikasi merupakan landasan untuk lancarnya kinerja mereka termasuk didalamnya komunikasi media sosial khususnya mempromosikan pariwisata dan kebudayaannya. 

Jika salah satu saja komunikasi tidak berjalan atau tidak efektif sudah pasti akan terhambat, berjalan di tempat atau "mandek". Selain itu diharapkan para seniman, budayawan, pekerja seni serta masyarakat harus kreatif untuk memajukan seni dan kebudayaan didaerahnya, lebih inovatif lagi untuk mendatangkan wisatawan agar mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri, kelompoknya dan daerahnya.

Anak-anak SD mengikuti karnaval budaya Bangka (foto:agusyaman)

Komunikasi dan kebudayaan sudah pasti dapat dikuasai oleh semua orang, namun seni dalam berkomunikasi harus dikuasai orang-orang yang bekerja di bidang promosi agar menjadi efektif dan tepat sasaran, dan ini tidak mudah dipraktekkan. Seni berkomunikasi itu mereka gunakan agar orang mematuhinya, agar orang mengikuti keinginannya atau memunculkan niat orang untuk datang kedaerahnya. Komunikasi yang baik dan efektif ini harus dikuasai orang-orang-orang pariwisata, seni dan budaya, apalagi orang tersebut memiliki jabatan tinggi, pemimpin maupun masyarakat setempat

Di dalam masyarakat terdapat organisasi-organisasi atau kelompok-kelompok, seperti; karang taruna, sanggar seni, ibu-ibu PKK, dasawisma, kasidah dan lain sebagainya. Setiap organisasi tersebut ada pemimpin yang memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu "kesejahteraan" kelompoknya. Kelompok-kelompok tersebut sebagian besar kegiatannya adalah seni dan budaya. Untuk itu pilihlah pemimpin kelompok yang mencintai kesenian dan kebudayaan, karena masyarakat kita adalah masyarakat yang kaya akan seni budaya.

Dalam organisasi/kelompok, hasil kerja kelompok tidaklah perlu pemimpinnya yang minta dihargai, karena kinerja kelompok yang baik sudah pasti pemimpinnya akan dihargai, apalagi seorang pemimpin yang disiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, karena kelompok masyarakat membutuhkan kesejahteraan bukan hanya masuk kedalàm organisasi sebagai pengisi kekosongan waktu. Seluruh masyarakat membutuhkan seorang pemimpin yang bertanggung jawab dengan jabatan yang diamanahkan kepadanya, karena pemimpin yang amanah sudah pasti mensejahterakan masyarakatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline