Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Bersepeda, Oase di Tengah Masa Sulit

Diperbarui: 24 Juni 2020   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi memarkirkan sepeda. (sumber: shutterstock via kompas.com)

"Bersepada diyakini jadi terapi efektif gejala psikosomatis. Penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh yang dipicu stres dan cemas." 

Tersenyumlah, karena itu sedekah. Ekspresi yang bisa dilakukan semua orang. Asal mau, tentunya. Dalilnya sahih. Salah satunya yang saya kutip ini: "Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikit pun, meski pun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri". (H.R. Muslim no 2626).

Di tengah kecemasan pandemi, memberi senyum dan membuat orang tersenyum akan sangat bermanfaat. Itu pendapat saya. Sedekah yang berlipat. 

Bukan cuma melembutkan hati. Tapi juga membawa kedamaian batin. Meregangkan tekanan dan impitan persoalan hidup. Meredam kekalutan, waswas, dan syak wasangka.    

Seperti hari ini, saya tersenyum saat membaca Instagram seorang kawan semasa SMA yang kini jadi pengusaha tambang batubara. Namanya, Ari Ismet. Dia memposting kelakar begini: "Godaan pria Jaman New Normal: Harta, Tahta, Sepeda."

Ari Ismet memang pehobi sepeda. Hampir saban hari, dia menyisihkan waktu untuk bersepeda. Kadang pagi, kadang sore. Belakangan, saat banyak enghabiskan waktu di rumah, dia bisa bersepeda pagi dan sore. Pun di tanggal merah alias hari libur. Aktivitas gowes, baik sendirian maupun bareng teman, selalu dia upload di medsos.

Begitu pula dengan kawan yang satu ini. Namanya Tjuk Suwarsono. Wartawan senior. Pernah menjabat redaktur pelaksana Surabaya Post. Koran legendaris, pernah menjadi market leader di Jawa Timur tahun 70-80-an, namun kini sudah tidak terbit lagi.

Tjuk Suwarsono bukan cuma hobi gowes. Dia juga punya banyak referensi soal sepeda dan seluk beluknya. Bila menulis tentang sepeda, dia tergolong ahlinya. Banyak artikel tentang sepeda yang dia tulis selalu renyah dibaca. Bikin nglangut.

Azrul Ananda, lebih "gila' lagi. Putra sulung Dahlan Iskan ini, mendeklarasikan diri sebagai cyclist sejak 2012. Dia punya kelompok cycling: Azrul Ananda School of Suffering. Katanya sih sesuai namanya suka yang berat dan susah.

Azrul Ananda juga dikenal kolektor sepeda balap, hobi touring, dan sesekali ikut balapan. Ketika masih menjabat direktur Jawa Pos, dia sempat mengadakan event sepeda dengan jumlah peserta ribuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline