Lihat ke Halaman Asli

AGUS WAHYUDI

TERVERIFIKASI

setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Cerpen | Insomnia

Diperbarui: 4 September 2019   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti sebuah siklus yang terjadi sepuluh tahunan. Kegersangan hati kembali mendera. Kecemasan yang berat. Perasaan waswas yang hadir tanpa sebab. Menyesak ke relung hati teramat dalam. Membelenggu batin yang teramat menyiksa.

Berada di antara kenyakinan, lamunan, dan kenyataan. Bayang-bayang minor menyeruak. Berkelibatan, merangsek menusuk dalam alam bawah sadar. Menjejal dalam genangan mimpi-mimpi buruk. Mengganggu kesenyapan malam yang membuat terjaga dalam tidur.

Darwis tiba tiba tersadar. Hari keempat di bulan Rabi'ul Awal. Masih dengan perasaan dan pikiran yang nyaris sama seperti hari-hari sebelumnya. Entahlah, sudah berapa butir pil chamomile yang ditelan, namun tak membuat jenak. Matanya berasa terganjal cemeti.

Jantung Darwis mendadak berdegup keras. Napasnya berasa agak sesak. Keringat dingin mengembun, lalu menggelontor sekujur tubuh. Kaus putih macbeth yang dikenakan pun berubah rada gelap. Dia melirik kedua kakinya, bergemetaran.

Darwis berupaya menghadang ketegangan. Sejenak, dia mendiamkan diri. Mencoba memusatkan pikirannya dengan membayangkan hamparan sawah nan hijau. Berimajinasi duduk menyendiri di batu besar memandangi ombak lautan yang menggelegar.

Beberapa saat berlalu, ia lantas tanggalkan selimut yang membalut tubuhnya. Diraihnya sebotol air mineral yang teronggok di meja. Tangannya cepat memutar tutup botol, lalu menuangkan ke dalam gelas kaca. Gelontoran air mineral membasahi tenggorokan. Sesaat, cukup meredam kekalutannya.

"Kamu mimpi buruk lagi, sayang?" suara parau Virta cukup mengejutkan Darwis.

"Apa lagi yang kamu pikirkan, Mas? "Kembalilah tidur, sayang," ajak Virta seraya meraih tangan Darwis. 

Darwis merespons dingin. Dia memilih gak berucap sepatah kata pun. Hanya menatap lekat perempuan berdarah Manado-Belanda itu, lalu menggelengkan kepala.

"Bukankah hari ini kamu pantas bahagia, Mas. Project barumu di Australia dan Kanada itu dipastikan running, kan?  Banyak tuh yang mengapresiasi," ucap Virta, meyakinkan.

Perempuan yang telah menemaninya sebelas tahun itu beranjak mendekat. Mencoba menghibur Darwis yang murung. Diraihnya Apple Iphone 7 yang tergeletak di lipatan bantal. Ia buka WAG. Ia bacakan sejumlah komentar temannya. Juga sebaran link beberapa portal online.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline