Lihat ke Halaman Asli

Agus Tomaros

Pemerhati Sejarah

Sejam Bersama Arief Saenong: Panrita, Peneliti, dan Penulis Pinisi

Diperbarui: 17 September 2022   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Muhammad Arief Saenong memegang miniatur Pinisi di kediamannya. Sumber: Dokumen pribadi 

Panrita Lopi adalah sebutan bagi para Punggawa, Ahli atau Kepala Tukang dalam pembuatan perahu. Di Sulawesi Selatan terdapat satu kabupaten yang dikenal menyandang julukan ini.

Kabupaten ini memang terkenal dengan banyak destinasi wisata pantai terutama Pantai Bira dengan pesona pasir putihnya. Kabupaten ini juga menjadi tempat komunitas adat Ammatoa melestarikan tradisinya. Kabupaten yang berjarak sekitar 150 km dari Makassar, ibukota Sulawesi Selatan ini bernama Bulukumba.

Butta Panrita Lopi secara harfiah berarti "Tanah para Punggawa/Ahli/Kepala Tukang Pembuat Perahu." Julukan ini tentu tidak berlebihan, karena berkesesuaian dengan fakta sejarah di masa lampau.

Hal ini telah diakui oleh sejarawan seperti Prof. Mattulada dan Usman Pelly yang menegaskan bahwa para Panrita Lopi di Ara dan Tanah Beru berperan besar dalam membangun armada laut Kerajaan Gowa dan Bone.

Peranan para Panrita Lopi juga dapat ditemukan pada novel sejarah Perang Makassar 1669: Prahara Benteng Somba Opu yang ditulis oleh S.M. Noor. Novel yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas pada tahun 2011 ini berkisah tentang seorang perwira muda dari kampung Bira bernama I Makkurani (Karaeng Makku) yang pernah ditugaskan mengawal kapal-kapal perang yang dipesan oleh panglima perang Gowa, Karaeng Bontomarannu.

Keahlian para Panrita Lopi masih terus diwariskan dari generasi ke generasi hingga masih dapat membuat perahu atau kapal Pinisi yang terbukti ketangguhannya. Bukti sejarah yang mendukung fakta ini di antaranya Pinisi Nusantara yang pernah berlayar hingga ke Vancouver Kanada (1986).

Akhir Desember setahun kemudian, perahu Pa'dewakang Hati Marege berlayar dari Pelabuhan Paotere Makassar dan tiba di Darwin Australia pada 15 Januari 1988. Perahu jenis Pa'dewakang ini dipesan oleh Peter G. Spillet, seorang sejarawan sekaligus Direktur Museum Darwin.

Bukti selanjutnya yang menegaskan bahwa para Panrita Lopi masih dapat membuat Pinisi yang terbukti ketangguhannya adalah saat Pinisi Ammana Gappa berlayar ke Madagaskar hanya berselang tiga tahun dari pelayaran Pa'dewakang Hati Marege.

Muhammad Arief Saenong memperlihatkan salah satu buku tentang Pinisi. Sumber: Dokumen pribadi

Mengenal Arief Saenong: Panrita, Peneliti dan Penulis Pinisi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline