Lihat ke Halaman Asli

Agustinus Waruwu

Hidup adalah Kesempatan

Belajar untuk Dipimpin, Besok Menjadi Pemimpin (Keluaran 17:8-16)

Diperbarui: 4 Maret 2021   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berdirinya organisasi pasti membutuhkan seorang pemimpin. Terkait dengan pemimpin, maka seorang pemimpin tidak saja menjadi pemimpin dan berbicara sebagai pemimpin, duduk sebagai pemimpin tanpa mengenal diri bahwa tanggung jawab sebagai pemimpin adalah sangat menentukan. 

Revelasi di atas menjelaskan bahwa pemimpin yang sesungguhnya adalah tidak saja mendapatkan kehormatan secara manusia, tetapi seorang pemimpin yang sungguh-sungguh menjadi pemimpin adalah pemimpin yang telah belajar, dimomentori untuk menjadi pemimpin, sebagai pembawa kemenangan, kesuksesan dalam organisasi yang dipimpin.

Dalam Alkitab tercatat seorang pemimpin yang dipersiapkan, diperlengkapi, untuk menjadi pemimpin, dalam melaksanakan kehendak Tuhan bagi bangsa Israel yang dikasihi-Nya yaitu Yosua. Yosua adalah pemimpin bangsa Israel setelah Musa. 

Yosua dalam kepemimpinannya, ia tidak saja diangkat, diteguhkan menjadi pemimpin ditengah-tengah bangsa Israel, tetapi Yosua melalui waktu, ia diproses, dibekali, dididik bersama dengan pemimpin Musa. 

Sebagaimana Yosua sebelum menjadi pemimpin bangsa Israel adalah ia mengikuti pendidikan formal melalui Musa yang bisa menopang, meneguhkan kepemimpinannya kelak untuk memimpin bangsa Israel, maka dapat disaksikan bagaimana pola pembelajaran Yosua dibawah ini, antara lain:

  • Berani mengambil resiko

Dalam Kitab Keluaran 17, menyatakan bagaimana Musa mempercayakan Yosua untuk menjadi bagian terdepan terhadap pasukan tentara Israel melawan Bangsa Amalek. Revelasi ini menjelaskan bahwa Yosua sedang belajar merelakan dirinya bagi banyak orang sekalipun itu adalah kematian yang dihadapi. Keberanian Yosua merupakan tanda bahwa ia dapat dimentor di dalam situasi apa pun. Kebenaran ini menegaskan bahwa setiap pemimpin ia harus merelakan hidupnya, berkorban bagi orang lain untuk mendatangkan kemenangan dan kesuksesan. 

Kesulitan terbesar bagi seorang pemimpin adalah apabila ia tidak bisa mempertaruhkan nyawanya dengan seutuhnya bagi orang lain. Jikalau kedudukan, kehormatan yang dikejar oleh seorang pemimpin, maka pemimpin itu sendiri akan mematikan diri sendiri dan korbannya adalah banyak orang. Yosua adalah seorang pembelajar yang memiliki tekat untuk belajar sebagai pemimpin dan bukan untuk pemimpin yang hanya mengejar kedudukan atau jabatan sebagai pemimpin. 

Yosua yang sedang dibentuk bagaimana strategi seorang pemimpin menghadapi setiap masalah, tatkala ia sungguh melakukannya dengan kerelaan dan kerendahan hati dibawah pimpinan sang pemimpin yaitu Musa sebagai Wakil Tuhan Allah. 

Kapasitas seorang pemimpin adalah memiliki kualitas dalam menyelesaikan setiap masalah yang sedang terjadi, sehingga tidak menjadi tembok pembatas dalam menjalankan roda kepemimpinan itu sendiri. Disini terlihat jelas bahwa Yosua sangat mengembangkan diri dalam mengkolaborasi sesuatu bersama tentara Israel lainnya.  

  • Berani Melakukan Tanpa Dipaksakan

Yosua sebagai kepala Prajurit Israel yang dipercayakan oleh Musa, tatkala dengan kerelaan hatinya tanpa terpaksa karena mandat, ia menuruti dan melakukan perintah tersebut. Kebenaran ini menjelaskan bahwa Yosua terbiasa mengikuti perintah Sang Pemimpin yaitu Musa sebagai Wakil Tuhan ditengah-tengah bangsa Israel. Olehnya Ia sangat peka dengan setiap yang diperintahkan. 

Revelasi ini menegaskan bahwa Yosua sebagai sang pembelajar, membuka hati untuk mengikuti suatu perintah, yang olehnya melalui perintah yang dikerjakannya itu, menjadi salah satu bagian dari hidupnya kelak untuk mengikuti setiap perintah yang dimandatkan oleh Tuhan Allah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline