Lihat ke Halaman Asli

AGUSNI ROHMAYANTI

Seorang anak daerah yang merantau ke IBu Kota untuk mengais pengetahuan

Ini Bahaya Hipertensi untuk Kehamilan

Diperbarui: 11 Januari 2021   10:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: hellosehat.com

Apa itu hipertensi?

Hipertensi merupakan penyakit umum yang secara sederhana didefinisikan dengan naiknya tekanan darah. Penderita hipertensi memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada 2–3% kehamilan. Kejadian hipertensi pada kehamilan sekitar 5–15%, dan merupakan satu di antara 3 penyebab kematian dan kecacatan ibu bersalin di samping infeksi dan perdarahan.

Apa saja faktor risiko hipertensi pada kehamilan?

            Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor (multiple causation), sehingga kejadiannya tidak bisa dijelaskan hanya dengan satu mekanisme. Hipertensi pada kehamilan yang banyak terjadi merupakan salah satu penyebab utama kematian pada ibu hamil.  Faktor risiko hipertensi pada ibu hamil diantaranya adalah, riwayat keluarga, usia ibu saat mengandung, gangguan ginjal, diabetes, primigravida (kehamilan pertama), kehamilan kembar, hingga obesitas (IMT >35 kg/m2).

Dampak Hipertensi pada Ibu Hamil

            Hipertensi yang terjadi pada Ibu Hamil dapat mengakibatkan berbagai dampak yang tidak baik bagi Ibu dan janin. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada ibu seperti gangguan pembuluh darah dan organ, sedangkan pada bayi dapat menyebabkan komplikasi pada pertumbuhannya. Hipertensi dalam kehamilan tidak memiliki gejala yang spesifik, sehingga menyebabkan sebagian besar dari ibu hamil tidak menyadari bahwa ia tengah mengalami hipertensi (Juaria, 2017).

Ibu hamil yang mengalami hipertensi akan lebih berisiko mengalami persalinan prematur, IUGR (Intrauterine Growth Retardation), perdarahan ketika dan setelah proses persalinan, kejang, serta pendarahan otak. Seseorang yang mengalami hipertensi, memiliki resiko tinggi untuk mengalami preeklampsia yang dapat berlanjut menjadi eklampsia dan menyebabkan penyakit degeneratif lainnya seperti hipertensi ensefalopati, gagal jantung, gagal ginjal, solusio plasenta, hingga gangguan pertumbuhan janin (Mudjari dan Samsu, 2015). .

Gimana cara mencegahnya?

Pastinya setiap Bunda tidak menginginkan hal yang berbahaya pada kesehatannya dan bayinya. Terdapat beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan Ibu di rumah untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi pada masa kehamilan, diantaranya (Sakinah dan Fibriana, 2015) :

  • Melakukan Antenatal Care

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. ANC dapat dilakukan di Rumah sakit terdekat. Biasanya, ANC diberikan oleh Dokter kandungan, Bidan ataupun perawat untuk mengontrol kondisi kesehatan Ibu dan Bayi. ANC sangat berguna untuk mengetahui keadaan Bayi, sehingga apabila terjadi hal yang tidak diinginkan dapat dilakukan penanganan lebih cepat.

  • Aktif mengikuti Posyandu

Selain ANC, Bumil juga dapat memanfaatkan Posyandu di lingkungannya untuk mengontrol kesehatannya sehingga dapat mengetahui, apakah terjadi hipertensi atau tidak, maupun penyakit lainnya.

  • Mengkonsumsi makanan yang baik untuk kehamilan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline