Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

TERVERIFIKASI

Tenaga Kependidikan

Analogi Reshuffle Kabinet dan Timnas

Diperbarui: 9 September 2025   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi "The Man Behind The Gun dan The Gun Behind The Man" (Sumber: Meta AI)

Pembukaan

Semalam saya ikut menonton pertandingan Timnas Indonesia melawan Lebanon. Skornya berakhir 0-0, membuat saya sedikit geregetan. Ini adalah laga kesekian setelah Shin Tae-yong digantikan Patrick Kluivert.

Pergantian pelatih yang semula diharapkan membawa semangat baru ternyata belum langsung membuahkan hasil. Saya jadi bertanya-tanya, apakah masalahnya ada pada pelatih, pemain, atau strategi yang belum matang?

Pertanyaan itu tiba-tiba terasa familiar ketika pagi harinya saya membaca berita tentang reshuffle kabinet. Ada menteri yang diganti, termasuk posisi penting seperti Menteri Keuangan, yang sebelumnya dijabat Sri Mulyani. Rasanya mirip seperti menonton Timnas: pergantian orang di posisi strategis selalu menghadirkan harapan sekaligus kekhawatiran.

Analisa dan Analogi

Dalam dunia manajemen, saya pernah mendengar konsep tentang Man Behind the Gun. Bahasa sederhananya begini: sehebat apa pun sebuah senjata, yang menentukan hasil akhirnya tetaplah orang yang menggunakannya.

Dalam konteks sepak bola, sehebat apa pun strategi di papan tulis, yang membuat gol tetaplah pemain di lapangan. Pelatih bisa merancang formasi canggih, tetapi kalau pemainnya grogi atau tidak bekerja sama, hasilnya ya... tetap saja seri 0-0.

Namun, saya juga pernah mendengar istilah kebalikannya: Gun Behind the Man. Artinya, sehebat apa pun orangnya, kalau alat, sumber daya, atau dukungan di belakangnya lemah, maka ia tidak bisa maksimal. Bayangkan Patrick Kluivert harus melatih Timnas, tetapi bola yang dipakai kempes dan stadion gelap gulita. Jangankan menang, latihan saja tak bisa berjalan... :)

Di sinilah saya melihat analogi yang pas dengan situasi negara kita. Presiden dan menteri-menterinya ibarat pelatih dan pemain dalam sebuah tim nasional. Kursi jabatan adalah senjata, sementara menterinya adalah orang yang memegang senjata itu. Pergantian menteri, seperti pergantian pelatih, selalu membawa harapan. Tetapi kemenangan tidak otomatis datang hanya karena ganti orang.

The Man Behind The Gun dan The Gun Behind The Man

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline