Lihat ke Halaman Asli

Sri Sayekti

Tertarik dengan literasi

Mencintaimu dalam Diam

Diperbarui: 4 Juli 2021   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencintaimu Dalam Diam

Sejak hari itu aku tak pernah lagi bertemu dengan mu
Setelah percakapan penting di siang bolong, akhir minggu lalu
Di sini, di tempat pemakaman umum
Kala itu aku tak paham benar maksud dari perkataan mu
Hingga aku mendengar kabar tentang kepergian mu

Area ini ku masuki dengan hati tak percaya
Sepi, sunyi, hanya sesekali terdengar suara burung yang kebetulan melintas di atas
Langit pun seolah berbicara menyuarakan perasaanku kini

Aku memacu laju langkahku
Menguatkan hati untuk memastikan nurani ku
Sepanjang jalan setapak ini ku lintasi dari ujung ke ujung mencari- cari keberadaan mu

Seketika jantungku berdetak lebih kencang
Nanar mata ini memandang nisan bertuliskan namamu
Ahhh benar
Kau benar ada di sini
Rupanya pertemuan itu adalah pertemuan terakhir kita
Bahkan kau sengaja membawaku ke sini waktu itu untuk menunjukkan tempat pembaringan terakhirmu

Aku tak sanggup berkata-kata
Jiwa ini luruh menyadari betapa berartinya dirimu
Benteng hati yang ku bangun dalam sunyi dan susah payah kini harus rela kuhancurkan bersama kesendirian mu kini
Hal yang tak sempat kau dengar adalah 'Aku juga Mencintaimu' dengan caraku, tidak dengan cara mereka

Tidurlah tenang
Berselimutkan mawar merah yang ku tabur bersama tetesan air mataku
Aku janji, ku kirim selalu sebentuk cinta putih yang selama ini ku simpan rapi di kekosongan jiwa ini
Aku tak yakin apakah akan ada yang menghuninya lagi setelah ini...

Malang, 4 Juli 2021

#kicauhati

#relungnurani




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline