Lihat ke Halaman Asli

Melukis Cahaya dengan Tobat

Diperbarui: 4 Mei 2024   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Judul: Melukis Cahaya dengan Tobat

Di kanvas hati yang kelam, penuh dosa dan penyesalan,**
Cahaya tobat bersinar, bagai lukisan surgawi nan menawan.**
Menyingkapkan luka lama, yang tersembunyi di balik ego dan ambisi,**
Membawa kedamaian dan ketenangan, dalam jiwa yang tersesat dan hampa.**

Kuas tobat, dibasahi dengan air mata penyesalan,**
Menorehkan garis-garis pengampunan, di atas luka yang menganga.**
Menghapus jejak kelam dosa, yang telah mengotori jiwa dan raga,**
Menggantinya dengan warna-warna cerah kasih sayang dan harapan.**

Cahaya tobat, bagaikan mentari pagi yang bersinar terang,**
Menembus kabut keraguan dan ketakutan, yang menyelimuti hati yang kelam.**
Membawa kehangatan dan semangat baru, untuk memulai hidup yang baru,**
Hidup yang penuh dengan cinta, kedamaian, dan kebahagiaan.**

Setiap goresan kuas tobat, membawa perubahan yang berarti,**
Memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.**
Menyadari kesalahan dan belajar dari pengalaman pahit,**
Berusaha untuk menjadi terang bagi orang lain, dan menebar kebaikan.**

Melukis cahaya dengan tobat, bukan proses yang mudah dan cepat,**
Membutuhkan tekad yang kuat dan kesabaran yang tak terhingga.**
Namun, dengan pertolongan Tuhan dan ketulusan hati,**
Setiap jiwa yang tersesat, dapat kembali menemukan jalannya menuju cahaya.**




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline