Lihat ke Halaman Asli

Sabar dan Syukur: Permata Hati

Diperbarui: 13 April 2024   05:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sabar dan Syukur: Permata Hati


Di balik reruntuhan hidup yang terasa kian mendung,
Sabar menjelma penuntun, dalam lautan yang berliku,
Bersyukur pada setiap titik terang, meski remang-remang,
Puisi sabar dan bersyukur, menyulam harapan di tengah malam.
Sabar dan syukur, permata terpendam,
Di lubuk hati, kilaunya terang benderang.
Sulit digapai, namun mulia tak terkira,
Menjadi bekal hidup menghadapi segala lara.

Sabar bagaikan tameng perkasa,
Melindungi jiwa dari gejolak rasa.
Saat coba datang menguji keteguhan,
Sabar membisikkan, "Tetaplah bertahan."

Syukur bagaikan pelita penerang,
Menyinari langkah di lorong yang remang.
Saat nikmat menghampiri, tak lupa bersua,
Syukur bergema, "Anugerah tiada tara."

Hidup tak selalu bersinar terang,
Ada duka nestapa yang datang silih berganti.
Dengan sabar dan syukur kita lalui aral,
Yakini kebaikan selalu menanti.

Mereka yang bersabar dan bersyukur,
Hati damai penuh ketenangan.
Mereka menuai berkah dari Yang Maha Kuasa,
Bahagia sejati terpancar di wajah mereka.

Marilah kita pupuk sabar dan syukur,
Hiasi hari dengan keikhlasan dan ketulusan.
Hadapi hidup dengan lapang dada,
Raih kebahagiaan dunia dan akhirat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline