Lihat ke Halaman Asli

Agung Han

TERVERIFIKASI

Blogger Biasa

FFPI 2016, Laboratorium Sineas Muda Indonesia

Diperbarui: 25 Januari 2017   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rosiana Silalahi, Pimred KompasTV (Dokumentasi Pribadi)

"Film adalah cerminan masyarakat dan produk suatu bangsa, suatu bangsa bisa dikenal salah satunya melalui film. Kompas TV tidak hanya berkewajiban mempublikasikan berita akurat, tetapi seperti diajarkan founding father Bapak Jacob Oetama,  KompasTV tidak boleh berhenti menumbuhkan harapan bagi bangsa".

Begitu sambutan Rosiana Silalahi, Pemimpin Redaksi Kompas TV saat membuka acara screening dan pengumuman pemenang Festival Film Pendek Indonesia 2016 di Bentara Budaya Jakarta.

Tahun 2016 menjadi tahun ketiga FFPI diselenggarakan oleh Kompas TV, diawali dengan workshop di sepuluh kota bersama Fakultas Film dan Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Roadshow dilaksanakan secara marathon, pada 17 mei - 28 oktober 2016 menyambangi Jakarta, Palembang, Medan, Lampung, Denpasar, Banjarmasin, Gorontalo, Pekalogan, Jogjakarta dan Banten.

Sementara kompetisi FFPI 2016, berlangsung mulai tanggal 1 Oktober sampai 20 Desember 2016. Mengangkat tema "Humanisme" yang dekat dengan keseharian, tercatat 276 Film Pendek masuk ke meja panitia. Pada kursi dewan juri FFPI 2016, terdapat nama Ifa Isfansyah, Makbul Mubarak, Deddy Risnanto, dan Frans Sartono

Kompasianer tidak mau ketinggalan menjadi saksi, pada pengumuman pemenang FFPI 2016. Pada kesempatan yang sama, diputar 5 nominasi film pendek kategori pelajar, 5 nominasi film pendek kategori mahasiswa.

Berikut 5 Film Pendek Kategori Pelajar - Nominasi FFPI 2016

1. Dua Hari

Aling murid baru di sebuah sekolah atas, duduk sebangku dengan Adinda gadis berkerudung. Pada hari pertama jajan di kantin kejujuran, kantin di sudut sekolah uniknya tanpa ada penjual. Siswa mengambil makanan sendiri, meletakkan uang di kotak yang disediakan.

Hari kedua Aling terlambat, mendapat hukuman memungut sampah. Tak lama berselang datang terlambat, murid lelaki anak orang kaya bernama Raihan. Murid lelaki ini mendapat hukuman sama, memunguti daun kering di taman sekolah.

Pada adegan terakhir, terdapat satu kalimat panjang diucapkan Aling sekaligus menjadi sari film ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline