Lihat ke Halaman Asli

Ada Apa dengan Bekas Lokalisasi Dolly Surabaya?

Diperbarui: 4 Desember 2017   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Topik: Peranan Media Online terhadap Perkembangan UMKM di Bekas Lokalisasi Dolly Surabaya

Oleh: Ivan Divya Fauzan, Piola Surya Anggreini, Ade Kusuma, S.Sos.M.Med.Kom

Latar Belakang

Bekas lokalisasi Dolly Surabaya yang telah ditutup pada tahun 2014 silam sekarang menjadi sentra UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) baru. Padahal era globalisasi menuntut UMKM untuk tetap eksis di tengah arus perkembangan teknologi dan persaingan pasar bebas. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan UMKM di tengah era globalisasi ini. UMKM perlu diperjuangkan karena UMKM merupakan penampung jumlah tenaga kerja 97% dari keseluruhan tenaga kerja di Indonesia. UMKM juga menyumbangkan PDB sebesar 59,08% (Rp4.869,57 Triliun), dengan laju pertumbuhan sebesar 6,4% pertahun pada tahun 2012. UMKM harus mampu menghadapi tantangan global seperti meningkatkan inovasi, pengembangan SDM dan teknologi, dan perluasan area pemasaran.

Kajian Penelitian      

Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dan didukung dengan jumlah penduduk yang banyak. Didukung pula penutupan lokalisasi dan banyak jumlah usia produktif dapat menjadi modal UMKM daerah lokalisasi untuk tumbuh dan berkembang. Kaum muda millennials bersinggungan dekat  dengan teknologi (smartphone) tidak hanya berkirim pesan tapi mulai ke ranah bisnis dan transaksi.

Hasil Kajian Pustaka

UMKM merupakan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang memenuhi kriteria UMKM. Disebutkan dalam artikel bahwa teknologi mampu mendorong UMKM untuk tumbuh dan berkembang. Guna untuk promosi, pemasaran, dan berkoordinasi dengan pihak luar (calon konsumen). Terutama media online banyak digemari, diakses oleh masyarakat, dan jangkauan pemasaran luas. Jadi UMKM dapat menggunakan media sosial untuk mengembangkan usaha dengan cara mudah, cepat, dan masif. Media sosial dapat menampilkan pesan audio visual sehingga menarik dan menjelma menjadi sarana bisnis yang digemari. Penulisan ini ingin mengulas peranan media online bagi perkembangan UMKM di bekas Lokalisasi Dolly di Surabaya.

Pembahasan

Kawasan Dolly memiliki stigma buruk di mata masyarakat karena kegiatan prostitusi sejak puluhan tahun. Degradasi sosial dan cultural merupakan permasalahan utama. Dibentuklah UMKM untuk mengatasi permasalahan ekonomi pasca penutupan tempat lokalisasi tersebut. Hasil wawancara dengan 20 pemilik dan pekerja UMKM, 2 diantaranya tidak dapat menggunakan media sosial dan 18 di antaranya sudah menggunakan media sosial seperti facebook, instagram, bbm, whatsapp, bukalapak.com, dan olx.

Pemilik UMKM didominasi oleh kaum millennials dan berpendidikan mayoritas SMA/SMK. Produktivitas UMKM terus ditingkatkan karena akan berdampak signifikan demi kesejahteraan masyarakat sekitar.  UMKM dikatakan masih dalam tahap berkembang dan usia baru 1-4 tahun. Masih adanya beberapa permasalahan seperti tidak ada pembagian yang jelas per divisi, beberapa UMKM belum memiliki status badan hukum dan sertifikasi kesehatan produk, kurang penguasaan bahasa asing, pemasaran dan promosi dengan metode startup digital tetapi sudah ada beberapa yang menggnakan platform media sosial untuk promosi dan pemasaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline