Fenomena #KaburAjaDulu tengah menjadi perbincangan hangat masyarakat, khususnya netizen. Banyak yang melihatnya sebagai bentuk eksodus, di mana individu memilih pergi dari tanah air demi kehidupan yang dianggapnya lebih baik di luar negeri. Meskipun, ada pula yang melihatnya sebagai bentuk diaspora, di mana mereka yang pergi justru berpotensi menjadi jembatan bagi kemajuan bangsa.
Ini bukan hanya persoalan individu yang ingin keluar dari zona nyamannya, tetapi juga tentang bagaimana nasionalisme didefinisikan ulang di era globalisasi. Apakah pergi ke luar negeri itu tanda meninggalkan tanah air, atau justru bagian dari kontribusi bagi bangsa?
Di satu sisi, ada kekhawatiran bahwa fenomena ini bisa berujung pada brain drain atau hilangnya talenta-talenta terbaik yang seharusnya membangun negeri sendiri. Namun, di sisi lain, banyak contoh sukses diaspora yang justru menjadi kekuatan bagi negara asalnya.
Sebagai contoh, Joseph Stiglitz, ekonom pemenang Nobel, yang pernah berkata, "A country's best asset is its people, and when they go abroad, they do not necessarily cease to contribute." (Aset terbaik sebuah negara adalah rakyatnya, dan ketika mereka pergi ke luar negeri, mereka tidak serta-merta berhenti berkontribusi.)
Maka, pertanyaannya sekarang adalah, apa yang membedakan antara eksodus dan diaspora? Bagaimana seseorang yang memilih #KaburAjaDulu tetap bisa memberikan dampak bagi tanah air?
Ketika Pergi adalah Pilihan
Eksodus sering dikaitkan dengan perpindahan besar-besaran suatu kelompok masyarakat yang meninggalkan negaranya, baik karena tekanan ekonomi, politik, ataupun sosial.
Dalam sejarah masa lalu, kita mengenal eksodus bangsa Yahudi dari Mesir, gelombang emigrasi orang Eropa ke Amerika Serikat pada abad ke-19, sampai dengan arus pengungsi akibat perang di Timur Tengah.
Sedangkan dalam konteks Indonesia, beberapa orang melihat fenomena #KaburAjaDulu sebagai eksodus modern, di mana individu memilih keluar dari negeri sendiri karena merasa tidak memiliki kesempatan yang cukup di dalam negeri.
Namun, di sisi lain, diaspora adalah fenomena di mana individu tetap memiliki ikatan kuat dengan tanah air meskipun tinggal di luar negeri. Diaspora Indonesia sudah lama menjadi bagian penting dalam jaringan global yang berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan budaya bangsa.
Misalnya, banyak ilmuwan, profesional, dan wirausahawan Indonesia yang bekerja di luar negeri, tetapi tetap aktif dalam kegiatan sosial dan ekonomi di Indonesia. Dengan kata lain, perbedaan utama antara eksodus dan diaspora terletak pada apakah seseorang masih merasa memiliki keterikatan dan kontribusi terhadap tanah airnya atau tidak.