Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Kontroversi Penerbitan Karikatur Nabi, Bagaimana Respon Indonesia?

Diperbarui: 26 Oktober 2020   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah aksi protes terhadap penerbitan karikatur Nabi Muhammad SAW | Sumber gambar : www.republika.co.id

"Indonesia memang bukan negara Islam. Tapi kita bangsa yang toleran dengan mayoritas umat Islam. Ketika simbol terbesar umat Islam dilecehkan bangsa-bangsa dunia, lantas apakah kita hanya diam saja?"

Kasus penghinaan terhadap simbol keteladanan umat Islam oleh sekelompok orang di luar negeri belakangan ini semakin memantik benang kusut perseteruan yang berujung pada Islamophobia, tudingan terorisme, dan hilangnya toleransi terhadap umat Islam dunia. Sedari lama umat Islam menyatakan keberatannya terhadap orang-orang yang dengan keras kepala berupaya menerbitkan karikatur nabi. Hal itu merupakan bentuk penghinaan yang berat. Namun para intoleran tersebut justru mengatasnamakan perbuatannya itu dengan dalih kebebasan berekspresi dan mengutarakan pendapat. Biarpun sebenarnya mereka itu tengah membanggakan sikap penghinaan terhadap agama lain.

Kasus yang terjadi beberapa waktu lalu di Prancis ketika seorang guru dipenggal oleh muridnya gara-gara mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad SAW kini semakin memantik banyak ketegangan. 

Sikap si pelaku pemenggalan memang salah secara hukum yang dianut oleh negara itu. Namun apa yang diperbuat oleh sang guru dengan menunjukkan karikatur itu juga merupakan tindakan provokatif yang berpotensi memancing polemik lebih besar. Terbukti kini situasi kembali memanas antara Prancis dengan beberapa negara Islam khususnya di wilayah jazirah Arab yang memiliki sikap berseberangan. 

Mempertunjukkan karikatur nabi bukan baru kali ini saja terjadi. Sudah berulang kali. Dan beberapa negara barat sepertinya bangga sekali melakukan perbuatan semacam itu. Seakan menunjukkan betapa bencinya mereka pada Islam yang mereka pahami tidak ada seujung kukunya itu.

Sebagai seorang muslim saya pribadi juga sangat keberatan dengan aksi publikasi karikatur nabi itu. Meskipun saya juga kurang sepakat dengan perbuatan memenggal kepala yang dilakukan si pelaku. Islam cenderung ditempatkan sebagai pihak yang salah. Hanya saja media tidak terlalu peduli dengan betapa angkuhnya sikap para intoleran itu. 

Apa sebenarnya keuntungan mereka melakukan publikasi karikatur nabi? Hal itu tidak lebih dari sebuah upaya provokasi atau tindakan tidak peduli hati orang lain. Bagaimana mungkin bangsa-bangsa yang mengaku maju secara peradaban justru berlaku seenak udelnya sendiri? Berlaku sok demokratis tapi intoleran.

Dan melihat kondisi semacam itu tidakkah ada respon proaktif dari negeri yang menyebut dirinya memiliki populasi muslim terbesar di dunia? Iya, Indonesia sebagai negera berpenduduk muslim terbesar semestinya menunjukkan sikap dalam hal ini. Kita memang bukan negara Islam, namun ketika bagian dari negara ini diusik lantas haruskah kita diam saja? Sebagai muslim ingin sekali saya mengecam para provokator karikatur nabi itu. 

Tapi apakah kegelisahan semacam ini samasekali tidak terfasilitasi oleh pemerintah negara kita? Daripada Kementerian Agama (Kemenag) melayangkan pernyataan provokatif terhadap umat muslim dari bangsa sendiri, bukankah lebih baik kalau mereka mengecam negara-negara yang bersikap mendukung tindakan provokatif publikasi karikatur nabi itu?


Salam hangat,

Agil S Habib

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline