Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

33 Hal Baik "3" yang Membuat Kita "AlwaysOn"

Diperbarui: 16 Juni 2020   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tri AlwaysOn | Sumber gambar : tri.co.id

Saat ini kita "dipaksa" untuk bergerak lebih cepat menuju era hidup yang lebih digital. Pandemi COVID-19 telah menjadikan kehidupan konvensional menjadi tidak relevan lagi untuk dijalani. 

Era "new normal" mau tidak mau memang harus dijalani apabila generasi saat ini mendambakan eksistensi untuk tetap berada didalamnya. Kita tidak bisa berharap zaman akan berbaik hati kepada kita. 

Mengharap cara lama tetap ampuh untuk mengarungi kehidupan baru ini serasa seperti sebuah kegilaan. Seperti yang Albert Einstein katakan, "Adalah sebuah kegilaan tatkala seseorang melakukan hal yang sama terus menerus tapi mengharapkan hasil yang berbeda.". Dunia kini telah banyak berubah. COVID-19 telah menegaskan hal itu. 

Menunjukkan bahwa hanya orang-orang yang adaptif saja yang mampu melakukannya. Dan kunci untuk mencapai hal itu adalah dukungan sumber daya internet yang hebat. 

Akses internet haruslah cepat, akurat, tanpa batas, serta menawarkan pengalaman yang belum pernah ada sebelumnya. Jarak bukan lagi menjadi kendala di era baru ini. #KalahkanJarak.

Memiliki layanan internet terbaik bisa dibilang sebagai syarat mutlak untuk bisa move on dari periode buruk pandemi. Banyaknya usaha gulung tikar akibat pemberlakuan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta ketakutan masyarakat untuk mendatangi gerai-gerai penjualan membuat para pemilik usaha serasa ditinggal oleh para pembelinya. 

Padahal sebenarnya mereka tidak sepenuhnya pergi. Para pembeli itu sebagian diantaranya beralih ke "dimensi lain". Mereka memenuhi kebutuhannya melalui transaksi digital. Bertransaksi secara online. Jasa layanan pesan antar khususnya di Indonesia justru mengalami peningkatan selama pandemi. 

Meski tidak secara total transaksi berpindah ke online, atau tidak seluruh usaha mengalami peningkatan order sebagai imbas krisis ekonomi, namun setidaknya ada gambaran besar perihal potensi luar biasa dari digitalisasi di masa depan. Mayoritas dari kita akan berbondong-bondong menggunakan layanan digital. 

Himbauan Work From Home (WFH) hingga anjuran untuk belajar dari rumah membuka ruang kesempatan layanan digital untuk unjuk gigi. Hal ini sekaligus menjadi kesempatan bagi para pelaku bisnis dengan metode konvensional untuk move on dari cara kerjanya yang lama ke cara kerja yang baru. New normal.

Memindahkan aktivitas yang sebelumnya kita jalankan secara konvensional sebenarnya tidak serta merta mudah untuk dilakukan. Ada syarat pendukung yang diperlukan agar transisi diantara "dua dunia"tersebut berlangsung lebih smooth. Produktivitas dan efisiensi tidak boleh diabaikan begitu saja. 

Efektivitas hasil kerja juga tidak boleh dikesampingkan. Sehingga jalinan komunikasi yang dilakukan dengan cara konvensional haruslah sama atau tidak mengalami bias informasi yang cukup banyak dibandingkan saat melakukannya dengan dukungan teknologi digital. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline