Lihat ke Halaman Asli

Ngapain Harus Mudik Lebaran, Kalau Cuma Mengantar Nyawa

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1404312311894847236

[caption id="attachment_346006" align="aligncenter" width="450" caption=""][/caption]

Sebentar lagi Lebaran tiba. Banyak pekerjaan rumah pemerintah yang harus segera dibenahi terkait dengan masa Lebaran. Salah satunya ialah persoalan mudik. Dari sekian banyak persoalan mudik yang mengemuka, tingginya angka kecelakaan lalu lintas harus segera mendapatkan prioritas penyelesaian. Sebab dari tahun ke tahun, jumlah orang yang meninggal akibat kecelakaan pada masa mudik Lebaran cukuplah besar.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Kepolisian Republik Indonesia, pada tahun 2013 terdapat 3.279 kecelakaan dengan korban meninggal dunia sebanyak 719 orang, luka berat 1.184 orang, dan luka ringan 4.326 orang. Jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya, angka ini relatif berkurang. Pada tahun 2012 ada 5.066 kecelakaan, dengan korban meninggal dunia mencapai 866 orang, luka berat 1.438 orang, dan 4.913 orang yang mengalami luka ringan. Angka ini sungguh menyedihkan. Mengingat sebagian besar dari korban yang wafat adalah penduduk yang berada pada rentang usia produktif. Apalagi jika kita membandingkannya dengan masa-masa penegakan kedaulatan Indonesia pada tahun 1962-1966. Dimana ketika itu, kita yang berkonfrontasi dengan Malaysia, hanya kehilangan 590 orang prajurit. Sedangkan ini, 719 orang mati sia-sia hanya dalam waktu 12 hari. Tidak-kah pemerintah kita berpikir dan mau mengintrospeksi diri?

Melarang Pemudik Motor

Jika kita membedah angka kecelakaan lalu lintas di atas, maka terlihat bahwa sekitar 71% kecelakaan terjadi pada angkutan sepeda motor. Penyebabnya bermacam-macam. Dari daya angkut yang berlebihan hingga lelahnya pengendara karena jauhnya jarak yang ditempuh. Melihat angka kematian yang sedemikian besar, sudah seharusnyalah pemerintah, dalam hal ini Polri dan Kementerian Perhubungan, mencanangkan zero accident. Tak bisa lagi dibenarkan, jika pada tahun 2014 ini banyak pemudik yang mati sia-sia karena ketidaktegasan pemerintah.

Oleh karenanya, sebagai warga negara, saya mohon kepada Bapak-bapak di jajaran pemerintahan untuk menertibkan para pemudik motor. Pemerintah harus berani melarang orang-orang yang pulang kampung menggunakan sepeda motor. Sudah semestinya pemerintah segera mengeluarkan regulasi yang mengatur jarak penggunaan sepeda motor. Regulasi ini tentunya bermuara kepada pelarangan mudik menggunakan sepeda motor.

Namun jika sekiranya pembuatan regulasi itu memakan waktu cukup lama, sudah seharusnyalah pemerintah (dalam hal ini kepolisian) berani menilang para pengendara motor yang membawa penumpang lebih dari dua orang, serta membawa barang-barang yang diluar kapasitas kendaraan. Ini jelas, sudah ada peraturannya. Tinggal penegakannya saja yang konsekuen. Polisi harus berani menyuruh balik para pengendara motor yang tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Kalau perlu mengandangi sepeda motornya. Jangan mau terbujuk rayu oleh lembaran Rp 50.000 atau Rp 100.000, demi untuk menyelamatkan anak bangsa.

Agar operasi zero accident ini berjalan lancar, kepolisian di daerah-daerah juga harus rajin melakukan razia sepanjang musim mudik Lebaran. Yakni dengan cara memeriksa setiap motor yang ber-plat bukan dari wilayah tersebut. Untuk membedakannya dengan motor-motor yang dibawa menggunakan kereta api atau kapal laut, kepolisian harus menstikeri motor-motor yang masuk menggunakan dua moda transportasi tersebut. Hal ini bertujuan, agar razia bisa berjalan efektif.

Contoh, jika kepolisian daerah Cirebon atau Banyumas menemukan motor-motor ber-plat B yang tidak mengenakan stiker, maka harus segera ditindak. Artinya, motor tesebut masuk ke wilayah Cirebon atau Banyumas lewat jalan darat. Meski operasi ini mengganggu kenyamanan masyarakat serta menambah kesibukan pihak kepolisian, saya rasa hal ini harus dilakukan. Mengingat tingginya angka kecelakaan pemudik motor sepanjang masa Lebaran.

Perbaikan Kualitas Jalan Raya

Satu lagi faktor utama banyaknya kecelakaan selama masa mudik Lebaran adalah buruknya kualitas jalan raya. Di ruas Pantura misalnya, beberapa titik jalan masih terlihat bolong. Terutama pada ruas antara Cikampek dan Palimanan. Adapula jalan yang retak-retak, menganga cukup lebar. Hal ini cukup menjengkelkan bagi banyak pengendara. Selain laju kendaraan harus diperlambat, ini juga menyebabkan body kendaraan jadi cepat rusak. Disamping itu, jalan yang tak beraspal – hanya beton saja, mempercepat terjadinya erosi pada permukaan ban. Dan ketika hujan turun, jalanan akan menjadi licin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline