Lihat ke Halaman Asli

Patak Banteng, Jalur Pendakian Gunung Prau yang Ramah bagi Pemula

Diperbarui: 21 Juni 2021   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

View Gunung Prau (dokpri)

Belakangan ini mendaki gunung merupakan hobi yang banyak diminati. Bahkan sekarang ini, penikmat ketinggian tidak hanya anak muda, melainkan orang tua juga banyak yang meminati mendaki gunung. Meskipun masih dalam masa pandemi Covid-19, namun semua itu bukanlah halangan bagi para penikmat ketinggian untuk terus bersemangat mendaki berbagai gunung yang indah nan eksotis yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia.

Nah, bagi kalian yang ingin mendaki gunung namun masih belum memiliki pengalaman, cobalah mendaki ke Gunung Prau Via Patak Banteng. Gunung Prau sendiri adalah gunung yang tidak terlalu tinggi dan termasuk ke dalam gunung berjenis medium dengan ketinggian hanya sekitar 2565 mdpl (meter diatas permukaan laut). Meskipun demikian, nama Gunung Prau sangat tersohor di kalangan pendaki dengan sebutan "Si Kecil Cabe Rawit" karena walaupun gunung ini tidak terlalu tinggi, namun pemandangan yang disajikan sangat indah dan juga ciamik, disisi lain Gunung Prau merupakan puncak tertinggi dari semua puncak di kawasan dataran tinggi Dieng. Terletak diantara empat daerah yang berbeda yaitu Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Temanggung. Dengan puncak padang rumput atau savana yang luas nan memanjang dari arah barat hingga timur. Selain itu, gunung ini menjadi terkenal karena salah satu brand air minum yang memasang view Gunung Prau pada kemasannya.

Gunung ini cocok bagi pemula yang baru mencoba mendaki gunung. Awalnya Gunung Prau hanya memiliki dua jalur pendakian resmi, yaitu via Patak Banteng dan via Dieng Kulon (Dwarawati). Namun pada perkembanganya, sekarang Gunung Prau memiliki 8 jalur yang terdiri atas 6 jalur resmi dan 2 lainya masih dalam kawasan konservasi dan bukan merupakan rute untuk pendakian umum.

Jalur yang resmi dibuka untuk pendakian yaitu Jalur Patak Banteng, Jalur Kali Lembu, Jalur Dieng Wetan, Jalur Dieng Kulon (Dwarawati), Jalur Campurejo dan Jalur Wates. Sedangkan jalur yang masuk dalam Kawasan konservasi dan tidak dibuka untuk umum yaitu Jalur Pranten dan Jalur Igor Mranak.

Dari banyaknya jalur pendakian yang ada di Gunung Prau, jalur pendakian via Patak Banteng lah yang menjadi favorit bagi kalangan pendaki. Berdasarkan pengalaman saya mendaki Gunung Prau via Patak Banteng setahun yang lalu, jalur ini sangat diminati oleh para pendaki karena jalur ini merupakan jalur tercepat untuk sampai ke Puncak Prau dengan estimasi waktu hanya sekitar 2,5 sampai 3 jam. Meskipun demikian, kita juga harus menerima konsekuensi karena jalur yang lebih cepat, maka track pendakian yang dilalui juga cukup curam, ditambah dengan jalur tanah berakar membuat lutut terasa sangat pegal, apalagi jika mendaki saat musim kemarau, jalan tanah yang kering membuat debu yang tebal menempel di wajah dan seluruh badan.

Dikarenakan masih dalam pandemi, kuota Gunung Prau dibatasi oleh pengelola hanya sekitar 50 persen saja per hari. Protokol Kesehatan juga sangat diutamakan dengan menjaga jarak antar pendaki dan selalu mengenakan masker pada saat pendakian ataupun di dalam tenda.

Selain itu, berbagai persyaratan harus dipatuhi seperti wajib membawa surat rapit antigen yang menunjukkan hasil negative bagi pendaki diri luar Provinsi Jateng dan DIY, serta surat keterangan sehat bagi pendaki dari area Jateng dan DIY. 

Jika pendaki dari area Jateng dan DIY yang belum memiliki surat keterangan sehat, para pendaki bisa membuat terlebih dahulu di beberapa puskesmas dekat jalur pendakian dangan membayar biaya sebesar Rp 20000. Persyaratan lain yang harus dilengkapi pendaki yaitu, masker (membawa minimal dua cadangan), hand sanitizer bagi setiap pendaki, Tenda yang hanya boleh diisi 50 persen.

Start pendakian Gunung Prau dimulai dari basecamp Patak Banteng. Disana para pendaki dapat membeli buah tangan yang beraneka ragam, khas daerah Dieng. Sebelum melakukan pendakian, para pendaki terlebih dahulu melakukan pendaftaran SIMAKSI atau surat izin masuk kawasan konservasi) dengan membayar Rp 15000 dan menyiapkan semua persyaratan yang dibutuhkan, serta tak lupa kartu identitas menjadi syarat yang utama. Setelah semua selesai, biasanya para pendaki langsung memulai pendakian.

https://www.mesraberkelana.com/2018/04/melihat-dieng-dari-gunung-prau.html

Basecamp - Pos 1 Sikut Dewo

Awal pendakian dari basecamp ini para pendaki terlebih dahulu melewati perkampungan dan beberapa anak tangga yang berwarna warni. Setelah itu, para pendaki langsung dihadapkan dengan track bebatuan yang curam dengan perkebunan disampingnya. Biasanya track semacam ini membuat lutut terasa lebih berat. Setelah berjalan menyusuri jalanan bebatuan, para pendaki akan menjumpai belokan dengan gubuk kecil dan beberapa kursi untuk istirahat, dengan estimasi waktu sekitar 30 menit. Inilah Pos 1 yang disebut Sikut Dewo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline