Lihat ke Halaman Asli

Brader Yefta

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Kredit Musiman, Petani Milenial, dan Orangtua yang "Kolonial"

Diperbarui: 12 November 2021   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sebuah lahan pertanian di sebuah kabupaten di Propinsi NTB.| Sumber: Dokumentasi Pribadi (2012)

Just Sharing....

Kredit musiman secara sederhana adalah kredit dengan jangka waktu pengembalian secara musiman. Umumnya ditawarkan pada para nasabah yang berprofesi di bidang pertanian atau perkebunan. 

Hal ini identik dengan siklus usaha di sektor tersebut. Kita mengenal ada musim tanan, musim petik hingga musim panen. Dari sanalah nama produk pendanaan itu berawal. 

Saya bersyukur pernah ditugaskan di sebuah kabupaten kecil yang mayoritas warganya adalah petani (peladang). 

Selain berinteraksi langsung dengan mereka, mendapatkan juga wawasan baru terkait produk musiman ini dan penerapannya secara sistem. 

Mengapa pembiayaan musiman hadir

Salah satu tujuan pendanaan ke masyarakat ditujukan untuk menggerakkan roda perekonomian. Sektor pertanian dan komoditasnya adalah sektor yang awet dan melintasi badai. 

Terbukti meski Corona menggongong, tanah dan alam tetap menghasilkan padi, bawang, jagung, dan teman-temannya. 

Di luar dari soal distribusinya ke mana dan dijual ke siapa, para petani dan pekebun membutuhkan modal finansial untuk pupuk, pembenihan dan biaya tanam serta perawatan hingga masa panen. 

Kebutuhan akan modal ini di zaman dulu hingga mungkin sekarang, ada peran para tengkulak yang meminjamkan dana. Lembaga pendanaan mencoba masuk pada kebutuhan tersebut demi membantu para petani. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline