Lihat ke Halaman Asli

Brader Yefta

TERVERIFIKASI

Menulis untuk berbagi

Ruwet di Pasar Tanah Abang, Pilih Ekonomi atau Kesehatan?

Diperbarui: 2 Mei 2021   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Hidup adalah pilihan...namun kadang pilihan dibatasi aturan

Nonton kerumunan di Pasar Tanah Abang Jakarta di TV, sebagai warga di daerah, hanya cuman menyimak aja. 

Beberapa kali ke Ibukota, jadi paling tidak sudah tahu lokasi pasar tersebut dan seperti apa sih pamornya. Ya ramenya kayak mana, luasnya macam mana, dan apa aja yang dijual di sana. 

Apakah salah warga beramai -ramai ke pasar di akhir pekan? Tidak juga lah. Ngga ada larangan tertulis yang membatasi hak masyarakat untuk belanja ke pasar tradisional ato pasar komersial. 

Yang dari pemerintah hanyalah himbauan atas kesadaran pribadi sehubungan penanganan Covid 19. Pemkab ato Pemprov di daerah juga sepanjang yang diketahui, belum melakukan pengkinian aturan terbaru. 

Kisruh kerumunan di Pasar Tanah Abang Jakarta, bila dianalisa, mungkin penyebab peningkatan pengunjung karena sejumlah faktor ini : 

1. Tanggal muda ditambah akhir pekan. 

Ada uang ada barang, habis gajian borong dulu. Warga yang menerima upah akhir bulan Maret hingga awal April,besar kemungkinan akan berbelanja ke pasar di akhir pekan. 

Jadi bila Sabtu dan Minggu pengunjung membludak, bisa jadi karena faktor ini. Mumpung liburan dan lalu lintas tak ramai. 

2. Sudah terima THR, cari baju baru dan perlengkapan lebaran lain. 

Aturan pemerintah yang mengharuskan THR dibayar paling lambat satu minggu sebelum Hari Raya Idul Fitri, tak menutup kemungkinan ada sejumlah pengusaha dan kantor yang sudah mencairkan bersamaa gaji. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline