Lihat ke Halaman Asli

Adi Triyanto

Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Muhammad, Sosok Teladan Tanpa Cela

Diperbarui: 27 Oktober 2020   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mendiang, dai sejuta ummat, Kh. Zainuddin MZ, dalam sebuah ceramahnya, pernah mengatakan, " Saat ini kita lebih mudah memberi contoh daripada menjadi contoh ". Pernyataan ini tepat sekali untuk memotret realita yang berkembang di tengah masyarakat. 

Betapa kini kita semakin sulit untuk menemukan orang yang bisa dijadikan contoh. Bagaimana menjadi contoh seorang pemimpin atau pejabat yang amanah ? 

Bagaimana menjadi contoh orang tua yang baik dan bertanggung jawab ? . Atau pun menjadi contoh seorang pegawai atau karyawan yang berdedikasi dan berloyalitas tinggi ?

Menjadi contoh dan memberi contoh adalah dua hal yang berbeda. Menjadi contoh membutuhkan konsistensi. Memerlukan kontinuitas dan kesungguhan untuk melakukannya. 

Harus disertai dengan dengan hati dan ketulusan . Membutuhkan proses yang panjang. Lain halnya dengan memberi contoh. Yang biasa dilakukan kapan saja setiap saat diperlukan. 

Saat diminta,saat itu juga bisa dilakukan . Memberi contoh bersifat instan. Memberi contoh bisa dilakukan meski sebenarnya hati berbicara lain. Karena memberi contoh bisa dilakukan dengan berpura-pura. Pura-pura menjadi pemimpin yang amanah padahal hanya untuk menutupi korupsi yang dilakukan . Pura pura menjadi karyawan atau pegawai yang baik dan jujur padahal selalu meminta komisi pemenang tender setiap ada proyek .

Sulitnya perjuangan untuk menjadi contoh ini mengakibatkan makin langkanya sosok yang bisa dijadikan contoh atau panutan diberbagai bidang juga tingkatan. 

Sementara sosok sosok panutan yang bisa menjadi contoh inilah yang menjadi pilar kemajuan suatu masyarakat atau suatu bangsa. Karena sosok panutan ini yang mempunyai konsistensi untuk memegang teguh suatu prinsip atau aturan. 

Makanya sebaik apapun suatu aturan atau sistem bila tidak ada konsistensi dan kommitmen untuk memegang teguhnya, maka hal yang baik dan ideal itu menjadi sia sia belaka. Dan inilah akar masalah , kondisi yang sekarang ini kita hadapi. 

Makin jauhnya warga masyarakat dari norma norma kebaikan. Makin maraknya tindak tindak kejahatan, korupsi atau tindakan tidak terpuji lainnya. Yang membuat resah dan tidak nyaman.Dan menghambat kemajuan.

Dalam kondisi seperti sekarang ini, membawa kita merindukan seorang tokoh yang bisa menjadi panutan. Tokoh yang bisa menjadi contoh kebaikan. Contoh dalam segala hal. Tidak hanya yang terkait semua perilaku yang yang bersifat duniawi .Namun juga contoh perilaku yang bersifat ruhani atau untuk hidup setelah mati.. Tokoh yang bisa mengobati dahaga masyarakat akan nilai nilai kejujuran , keadilan dan sifat sifat yang mulia dan terpuji lainnya . Sifat yang membuat kehidupan masyarakat menjadi tenang dan damai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline