Lihat ke Halaman Asli

Adhe Junaedi Sholat

Memahamimu. Memahamiku

Hutan Pinus Lenong, Magnet Bagi Para Pelancong

Diperbarui: 7 Februari 2022   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Model diperankan oleh Nurhikma

Kisah ini ditulis usai perayaan tahun baru, kemarin. Kalau diceritakan kira-kira seperti ini kisahnya:

Tak puas kalau hanya ada satu spot wisata di Desa Tondok Bakaru, Mamasa, warga di desa itu membuka spot lain. Yakni Hutan Pinus Lenong. Dibuka pertama kali sejak 1 Desember 2019, kini sudah dikunjungi ratusan ribu pengunjung.

Penghujung 2021 lalu, berawal informasi dari rekan seprofesi yang sudah berulang kali ke Desa Tondok Bakaru, penulis berkesempatan ikut merasakan keindahan alam di Kabupaten Mamasa, tepatnya di Desa Tondok Bakaru.

Ini merupakan kali pertama penulis datang ke Desa Tondok Bakaru, yang hanya berjarak kurang dari 20 menit dari pusat kota Mamasa. Aksesnya mudah dan cocok untuk semua jenis kendaraan.

Penulis sebenarnya sudah lama tahu soal keindahan di Desa Tondok Bakaru, terutama di hutan pinusnya itu. Tak sedikit orang membicarakannya. Informasi seputar desa itu juga sudah berseliweran di media sosial.

Berangkat dari Mamuju pukul 07.00 wita, penulis memilih jalur utara, menuju Desa Keang, Kecamatan Kalukku lalu melewati sebagian wilayah Kecamatan Bonehau. Kemudian putar haluan ke kanan menuju wilayah Kabupaten Mamasa, tepatnya di Kecamatan Tabulahan.

Karena saat itu masih suasana Natal, sepanjang jalan menuju Kota Mamasa, penulis menjumpai pohon-pohon natal yang terbuat dari bilahan bambu, dihias sederhana dan terpajang di pekarangan rumah warga. Semua gereja juga masih sibuk menerima jemaat yang masih terus berdatangan.

Oh iya, sampai lupa, penulis ditemani rekan sewaktu kuliah di Makassar, dulu. Namanya Andi Abrianto. Ia memang datang khusus dari Makassar ke Mamuju agar bisa ke Mamasa. "Kalau lihat google maps, kota Mamasa tinggal kurang dari 35 kilometer lagi," kata Abri kepada penulis, di sela-sela istirahat di Desa Mambi, Kecamatan Mambi, Jumat 31 Desember.

Sepanjang perjalanan itu, Desa Mambi menjadi pilihan beristirahat. Di sana ada masjid besar dan megah yang dibangun Pemprov Sulbar. Pengerjaannya sudah hampir rampung.

Kurang lebih satu jam rehat dari penat. Perjalanan dilanjutkan kembali. Tak lama meninggalkan Kecamatan Mambi, penulis lalu memasuki wilayah Kecamatan Rantebulahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline