Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Gambar 1. Bersama folding bike di atas bus.
Sepeda lipat (folding bike) fleksibel dalam penggunaannya. Dengan kemudahannya, memungkinkan selalu bersama dalam beraktivitas dan selalu setia menemani perjalanan panjang berjuang di Taiwan. Dalam kondisi tertentu, dengan pertimbangan jarak tempuh atau kondisi fisik yang tidak memungkinkan lagi mengayuh sepeda. Bisa melipatnya naik MRT atau bus menuju ke tujuan atau kembali ke kampus.
Gambar 2. Folding bike di atas bus
Saat keluarga menemani di Taiwan. Setiap hari digunakan untuk antar jemput anak-anak bersekolah TK. Diakhir pekan, kami mencoba beberapa destinasi wisata dengan menggunakan dua folding bike. Saya bersama Karin dan Kadzim, Bunda Andi Nomba Haerani bersama Sophia.
Gambar 3. Bersama keluarga di Kaohsiung - Taiwan
Gambar 4. 2 Sepeda folding andalan kami.
Suatu saat dalam perjalanan pulang dari Mesjid, salah satu sepeda tersebut bannya bocor. Karena kesulitan mencari bengkel sepeda, akhirnya dinaikkan di taxi dan dibawa pulang ke rumah. Selanjutnya, dibawa ke bengkel terdekat untuk penggantian ban dalam. Saat proses pengambilan data penelitian, sepeda inipun setia menemani menemui para responden dari perusahaan-perusahaan ternama. Perjalanan hidup yang mengesankan bersepeda bersama keluarga. Kami belajar "merawat kesederhanaan" dari proses ini. Tentunya, dibarengi dengan sehat jasmani dan rohani.
Gambar 5. Kadzim dan folding bike di atas bus.
Dengan harga terjangkau kantong mahasiswa telah menemani sejak semester awal hingga kini. Atas izin Allah, semoga bisa menemani hingga penyelesaian studi.