Lihat ke Halaman Asli

Koneksi antar Materi Modul 1.1. tentang Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

Diperbarui: 31 Mei 2022   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Koneksi Antar Materi 

Modul 1.1. Tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Oleh : ADE NIRYAN, S.PdCGP ANGKATAN 5DARI:KEC. TANDUN, KAB. ROKAN HULUPROV. RIAU TAHUN 2022

Tokoh Pendidikan yang dikenal dengan bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara

  • Profil Bapak  Ki Hajar Dewantara

Kisah Ki Hajar Dewantara, Pahlawan Pendidikan yang Bikin Marah Penjajah. Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta, ia lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi SoeryaningratSejak tahun 1922 menjadi Ki HajarDewantara. Beliau adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Beliau Mendirikan Taman Siswa

Di sekolah ini juga, Ki Hajar Dewantara menumbuhkan kesadaran terhadap siswa bumiputera akan hak-hak mereka untuk mendapat pendidikan. Selain mendirikan sekolah, Ki Hajar Dewantara juga menciptakan semboyan pendidikan yang disebut Tut Wuri Handayani.

  • Asas Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan. Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun murid menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa terperintah oleh orang lain.

  • Dasar Pendidikan Yang Menuntun Menurut  Ki Hajar Dewantara 

KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidik hanya  dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya dalam  hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama" dimana dalam mendidik anak harus mengikuti perkembangan zaman.

  • Konsep Budi Pekerti  Menurut Ki Hajar Dewantara

Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.

Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor).

Keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual).

Keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. 

Keluarga menjadi tempat  berinteraksi sosial sehingga kemandirian dapat tercipta

Budi Pekerti merupakan keselarasan (keseimbangan) hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya.

  • Hal yang saya percaya tentang pendidikan,peserta didik dan pembelajan dikelas, sebelum saya memahami  modul 1.1 Tentang Filosofi Pendidikan
  1.  Pembelajaran yang diberikan hanya sebatas transfer ilmu 
  2. Saya jarang melakukan pembelajaran yang  menuntun anak untuk berbudi pekerti sesuai kodratnya. Karena saya fokus kepada perkembangan kognitif anak, semntara perkembangan afektif dan  psikomotor anak sering saya abaikan.
  3. Pembelajaran yang saya sajikan juga tidak mendukung dengan kondisi lingkungan siswa dan jauh dari kondisi perkembangan zaman. yang seharusnya disesuaikan dengan perkemabangan zaman sesuai abad 21
  4. Pembelajaran yang saya berikan kurang berpihak pada anak, cendrung berjalan sesuai keinginan guru sehingga pembelajaran tidak menarik untuk siswa
  • Perubahan pemikiran yang  dieroleh setelah mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara
  1. Saya menyadari kekurangan saya selama ini dalam melakukan proses pendidikan. Yang memandang siswa sebagai objek, yang seharusnya siswa menjadi subjek dalam pembelajaran. Selain itu siswa seharusnya memegang kendali dalam pembelajaran, Guru hanya sebagai fasilitator sehingga akan terjadi pembejaran yang studen center
  2. Dunia anak adalah dunia permainan, sehingga pembelajaran seharusnya  menarik bagi anak. sehingga tercipta pembelajaran yang memihak kepada anak/merdeka belajar
  3. Guru bertugas untuk menuntun dalam pembelajaaran  sehingga guru berperan sebagai pamong dan siswa diberi kebebasan untuk berkreasi menurut kodratnya
  • Hal-hal yang segera diterapkan  dalam kegiatan pembelajaran dikelas agar kegiatan pembelajaran mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara
  1. Merancang pembelajaran yang menyenangkan
  2. Menjadi fasilitator, motifator, sekaligus inspirasi bagi siswa
  3. Menuntun siswa untuk berbudi pekerti dan berkarakter yang baik sesuai dengan karakter pancasila.
  4. Menerapkan pembelajran studen center. 
  5. Merancang pembelajaran yang mendukung sesuai kondisi lingkungan siswa.
  6. Menggunakan pemnelajaran sesuai perkembangan zaman . seperti merancang game pembelajaran  sesuai perkembangan zaman abad 21
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline