Lihat ke Halaman Asli

ADE IMAM JULIPAR

AutoCAD Trainer

Game Online

Diperbarui: 15 Juni 2021   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Oleh: Ade Imam Julipar

15 Juni 2021

Beberapa waktu yang lalu netizen sempat dihebohkan oleh sebuah pemberitaan viral tentang seorang anak SD yang membeli Voucher game senilai 800 ribu rupiah.

Dalam video itu   terlihat sebuah rekaman dari bapak anak tersebut yang sedang memarahi kasir di sebuah mini market.

"Apa kalian cari keuntungan atau kerugian, apa atau kalian mengada-ngada? Beli voucher Rp 800 ribu diperbolehkan, anak di bawah umur, kelas enam SD, berarti tidak ada menjaga privasi konsumen, dan mencari keuntungan," kata bapak yang merekam kejadian itu.

Ya, ini adalah salah satu dampak negatif dari game  yang sekarang ini sedang  melanda generasi kiwari. Generasi Z atau biasa disingkat Gen Z yang belum bekerja ini sudah kecanduan, sehingga apapun akan mereka lakukan untuk memiliki uang agar bisa melanggengkan kecanduannya.

Jika kita telisik lebih jauh lagi, bukan hanya itu dampak negatifnya. Masih banyak lagi dampak negatif lainnya. Baik secara fisik maupun psikis.

Dari segi fisik kita bisa sebut radiasi layar monitor terhadap mata yang terus menerus. Sedangkan dari segi psikis akan terjebak pada perilaku berbohong. Seperti kasus anak SD di atas.

Dalam filsafat dikenal sebuah aliran yang dinamakan Hedonisme. Hedonisme berasal dari kata hedon, sebuah kata dari bahasa Yunani yang artinya kesenangan.

Hedonisme adalah sebuah faham filsafat yang meyakini bahwa semua yang menyenangkan itu adalah baik. Dan juga sebaliknya, yang baik itu adalah yang menyenangkan.

Dari Hedonisme inilah sebetulnya pokok pangkal masalah kenapa game  marak dan membuat generasi milenial kecanduan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline