Lihat ke Halaman Asli

Achmad Abdul Arifin

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Az Zaytun Indonesia

Relevansi Semarak Hari Raya Waisak dengan Semangat Ramadan

Diperbarui: 7 Mei 2020   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: voa-islam.com

Hari ini, 7 Mei 2020 umat Budha seluruh dunia merayakan hari raya Waisak. Yakni perayaan hari lahirnya Pangeran Sidharta, penerangan sempurna menjadi Budha (Seorang yang tercerahkan), dan wafatnya Budha Gautama.

Hari raya Waisak tahun ini bertepatan dengan bulan sucinya umat Islam, Ramadhan. Momen ini sangat tepat sekali untuk kita tunjukkan kepada dunia bahwa warga negara Indonesia menjunjung tinggi nilai toleransi antar umat beragama.

Namun apalah daya, dikarenakan ada virus berbahaya yang sedang mewabah menjadikan pengaplikasian sikap toleransi tersebut kurang maksimal. Yang seharusnya kita bisa saling menjaga dan mengamankan ritual ibadah saudara sebangsa kita, kini hanya bisa terucap melalui media sosial karena memang perayaan hari raya kali ini tidak disertai dengan ritual. Disebabkan ada anjuran dari pemerintah untuk merayakan hari raya dari rumah sahaja.

Hari raya Waisak mengingatkan kepada kita semua bahwa cinta kasih kepada sesama harus kita junjung tinggi. Segala bentuk perpecahan dan perselisihan hanya menyebabkan kehancuran dan ketidak tenteraman dalam kita menjalani hidup di dunia fana ini. Dan ini sejalan dengan semangat ramadhan, yang mana banyak penceramah mengajak kita untuk saling berdamai dan melupakan segala bentuk perbedaan yang terjadi sebelum datangnya bulan Ramadhan.

Memang fitrah murni manusia ialah cinta damai, hanya gegara adanya nafsu akan ketamakan dan kerakusan yang menimbulkan sifat egoisme. Dan jika setiap orang mempunyai ego yang berbeda, maka akan terjadi perselisihan. Bahkan agama Islam datang untuk meyempurnakan akhlak manusia yang dirusak oleh hawa nafsu dan menciptakan perdamaian di alam dunia ini.

"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam".

QS. Al-Anbiya: 107

Waisak dan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk kita mensucikan diri. Dan ini tergambar dalam ritual dari setiap masing-masing. Prosesi pengambilan air suci di Umbul Jumprit di Temanggung untuk kemudian disemayamkan di Candi Mendut. Yang mana air suci merupakan lambang dari kebersihan dan kesucian.

Umat Islam pun demikian. Sehari sebelum memasuki Ramadhan, kita dianjurkan untuk melaksanakan mandi besar. Yang itu ada urutan dan langkah-langkah ritual khusus yang harus dilaksanakan. Tujuan mandi besar sendiri ialah untuk membersihkan diri secara fisik dari segala bentuk kotoran najis maupun hadats. Dan filosofinya ialah kita membersihkan rohani kita dari segala bentuk penyakit hati supaya ketika menjalankan ibadah puasa bisa lebih khusyuk dan mawas diri.

Kemudian ritual ibadah hari raya Waisak yang paling saya suka ialah Pindapata. Pindapata adalah ritual ibadah dengan berkelilingnya para biksu dengan membawa wadah logam untuk menerima derma dari masyarakat. Untuk kemudian hasil derma yang terkumpul tersebut diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Memang umat Budha terkenal dengan sifatnya yang dermawan kepada siapa sahaja. Bahkan saking dermawannya mereka, belum lama ini Yayasan Budha Tzu Chi memberikan bantuan sebesar 500 Miliar untuk penanganan virus covid19. Jumlah yang sangat fantastis mengingat lembaga ini merupakan lembaga sosial berbasis keagamaan bukan berbasis perusahaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline