Lihat ke Halaman Asli

chairil anwar

Menjadi Tua Adalah Suatu Keharusan Namun Menjadi Dewasa Adalah Pilihan

Bijak Memaknai Gempa Lombok

Diperbarui: 30 Juli 2018   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.liputan6.com

Gempa Bumi yang Menggoyang Lombok timur Kemarin 29 Juli Pukul 06,45 dengan kekuatan 6,4 SR tidak hanya menyisakan duka dan rasa prihatin bagi bangsa dan tanah air, selain itu kehadiran ulama"manca negara di arena Hultah NWDI sudah tentu akan membawa pulang berita Duka tersebut sebagai oleh-oleh bagi bangsa masing-masing.

Berbagai tanggapan dan asumsi menjadi wacana diruangan sosial dan fublik sebab gempa yang menelan korba hingga belasan orang tersebut lansung di tangani secara cepat oleh semua masyarakat mulai dari mahasiswa hingga presiden,

Secara jujur berdasarkan pemahaman ilmu pengetahuan Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). 

Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan.

Ditengah sibuknya penanganan bencana oleh pemerintah tidak sedikit beredar issu dan kabar yang meresahkan warga, selain itu tentu tidak sedikit dari warga masyarakat yang mencoba memahami gempa Lombok 29 Juli kemarin sebagai sebuah ujian dan teguran, bahkan ada yang menganggap itu sebagai bentuk hukuman atas perilaku hidup manusia.

Perlunya memahami konteks hukuman atau azab harus proporsional dan sesuai dengan kondisi zaman kita tidak lantas hanya sekedar sebagai prasangka semata-mata sebab kasih sayang allah pasti lebih besar dari alam dan segala isinya.

Azab diturunkan Allah SWT kepada kaum yang nyata membangkang dan betul-betul tidak mau menerima Ajaran Allah dan para Nabinya. Dalam hal ini Allah betul-betul Maha Kuasa untuk menghancurkan suatu negeri tanpa sisa, seperti yang diceritakan dalam Al-Qur'an yaitu kisah-kisah kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Luth, Penduduk Madyan atau kaum Nabi Syuaib. Yang diturunkan banjir dasyat, gempa dasyat, petir, dan hujan batu api. Mereka semua dibinasakan (kecuali sedikit orang yang mengikuti petunjuk Rasul Allah)

Pertanyaannya gempa bumi kemarin semata mata sebagai ujian atau sebagai teguran atas kekhilafan kita selama ini yang masih kurang dalam menjalani keharmonisan kita dengan sesama kita?

Tentunya semoga itu adalah teguran dan kasih sayang allah atas kita hambanya,masih adakah jalan bagi kita untuk sombong dan angkuh saat kita selamat dan tidak terkena efect dahsyat dari fenomena alam tersebut.

Akhirnya tak ada manusia yang sempurna semua memiliki kekurangan dan keterbatasan semoga negeri Indonesia mewujud bentuk Negri Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur

Aminn




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline