Lihat ke Halaman Asli

Aneka Ikan Bungkus alias Pepes

Diperbarui: 1 Februari 2023   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Olahan bahan makanan bermacam-macam. Dapat diolah menurut selera dan cara yang beraneka ragam. Salah satunya di pepes. Bahan makanan yang dipepes yaitu  cara memasak masakan Indonesia dengan menggunakan daun pisang sebagai pembungkus makanannya.  Cara mematangkannya pada umumnya dikukus tetapi ada juga yang dipanggang di atas arang.

Pepes banyak dikenal mulai dari pepes ikan dengan bumbu kelapa, bumbu asam, bumbu khas Sunda yang identik dengan tambahan daun kemangi, hingga pepes ikan bumbu merah khas Jawa Timur, pepes teri, pepes daging ayam. Ada juga pepes tahu, pepes oncom, pepes jamur dan sebagainya.

Di Papua dikenal dengan nama ikan bungkus karena memang dibungkus sebelum dipanggang. Pembungkusnya daun talas atau daun pisang. Ikan yang banyak digunakan ikan bandeng, karena daging ikan ini tidak mudah hancur. Diberi beragam bumbu rempah ada sereh, daun salam, lengkuas, cabai merah, garam, gula pasir. Namun bumbu-bumbu pepes di daerah lain sedikit berbeda.

Bahan makanan yang dipepes, dikukus, direbus atau dipanggang memberi manfaat dalam menjaga kesehatan badan. Selain itu aroma yang timbul dari daun Pembungkusnya cukup ampuh buat nafsu makan meningkat. Proses mengukus (steam) tidak mengubah warna dan tekstur bahan makanan. Hasilnya, bahan dasar yang dipepes tetap terlihat menarik dengan warna aslinya.

Karena itu bahan makanan yang dikukus, direbus atau dipanggang lebih dianjurkan dari pada dibakar. Jika dibakar, bahan makanan yang terkena api langsung sering meninggalkan bagian yang hangus atau gosong. Bagian hangus ini bersifat karsinogenik yang berpotensi memicu munculnya sel-sel ganas atau kanker dalam tubuh. 

Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat dalam sel-sel tubuh yang tumbuh berkembang dan bertambah sangat cepat, bersifat liar dan ganas. 

Tentu saja hal ini mengganggu proses-proses biologis di dalam tubuh. Karena itu bijak-bijaklah memilih makanan. Terlalu mengikuti selera lidah tidak selalu membawa manfaat. 

Kata-kata bijak mengingatkan "Makanan sebelum lapar, berhentilah sebelum kenyang". Prinsip sederhana Yang patut diperhatikan adalah membatasi makanan tinggi lemak, gula dan garam. APA lagi kini begitu banyak makanan yang menggunakan bahan-bahan pengawet. Kesemuanya itu jika dikonsumsi secara berlebihan tentu berakibat buruk bagi kesehatan, Karena rasa nikmat hanya sda  di seputar mulut dan tenggorokan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline