Lihat ke Halaman Asli

Abi Priambudi

Mahasiswa Sosiologi

Revitalisasi Semangat Literasi di Tengah Pandemi

Diperbarui: 16 Mei 2020   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nathancahillmusic.com

Oleh : Abi Priambudi (Mahasiswa Santuy)

Kata literasi identik dengan membaca dan menulis. Literasi erat kaitannya dengan dunia pendidikan, Menurut National Institute for Literacy, definisi dari literasi merupakan kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperluhkan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.

Definisi tersebut memaknai literasi sebagai keterampilan seseorang dalam hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Penting bagi setiap orang menguasai suatu bidang atau aspek, untuk bisa mencapai hal tersebut membutuhkan kemampuan, kemampuan yang dapat diperoleh dengan meningkatkan budaya literasi. Dengan rajin membaca manusia dapat menambah wawasan dan memperluas ilmu pengetahuan serta membuat pembaca semakin kritis terhadap dinamika pengetahuan baru. Hobi membaca mampu mengantarkan manusia ke kehidupan yang lebih baik.

Minat masyarakat Indonesia terhadap dunia literasi bisa dikatakan cukup buruk, terbukti dengan perolehan data dari survey yang di lakukan PISA bahwa angka literasi Indonesia dalam posisi yang mengkhawatirkan. Dengan menduduki peringkat 64 dari 65 Negara, juga dalam penelitian yang sama, pada bidang membaca Indonesia menempatkan peringkat 57.

Kemudian ada pula data dari hasil penelitian Perpusnas tahun 2017 mengenai rendahnya budaya literasi di Indonesia dengan angka 36,48 persen data yang tersaji, diperburuk oleh rata-rata frekuensi membaca masyarakat Indonesia 3-4 kali per minggu dan interval waktu membaca hanya 30-59 menit dengan jumlah konsumsi buku yang ditamatkan per tahun sebanyak 5-9 buku. Berangkat dari data tersebut, jelas dapat disimpulkan bahwa kegemaran akan dunia literasi di Indonesia sangat rendah, masyarakat tidak terlalu suka membaca.

Pada kondisi pandemi seperti sekarang ini, banyak dari kita yang akhirnya menjalankan segala aktivitas di rumah. Rutinitas yang biasa dilakukan di luar berubah menjadi rutinitas di media online, seperti kerja, sekolah, rapat, bahkan konser musik melalui daring. Tatkala keadaan yang memaksa masyarakat Indonesia mengalami perubahan sosial.

Perubahan sosial yang terjadi di luar kehendak manusia. Perubahan-perubahan yang terjadi merambah pada pola-pola perilaku, norma-norma sosial, interaksi sosial, bahkan lapisan dalam masyarakat. Hampir segala sektor kehidupan merasakan dampak pandemi. Mulai dari mata pencaharian, pendidikan, pariwisata, ekonomi, dsb. Semua sektor tersebut menyelenggarakan dinamika aktivitas di dalam media online, daring (dalam jaringan).

Banyak terdapat hambatan yang cukup menyulitkan, salah satunya kendala sinyal jaringan yang tidak mendukung jalannya aktivitas online tersebut. Selain itu, perangkat media yang belum mampu melengkapi kebutuhan aktivitas online secara sempurna. Efektifitas dalam bekerja atau belajar dari rumah selama pandemi sangat buruk.  Banyak yang mengeluhkan kurang menunjangnya aplikasi-aplikasi online yang tersedia.

Dengan adanya pandemi covid-19 yang tengah melanda membuat masyarakat jenuh, adapula yang merasa bosan dan suntuk ketika harus melihat handphone atau laptop secara terus menerus untuk melakukan rutinitas harian via online. Kebanyakan orang menginginkan untuk dapat hidup normal kembali, tidak merasa takut dan waspada berlebih.

Bagi masyarakat yang merasa jenuh dapat memulai untuk meningkatkan literasi, baik dengan membaca atau menulis. Solusi tersebut sudah banyak diterapkan. Karena dinilai mampu mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Dampaknya membuat sebuah gerakan revitalisasi semangat literasi di kala pandemi. Oleh sebab itu, pandemi memiliki manfaat selain bisa lebih erat dengan keluarga terdekat, juga dapat meningkatkan semangat literasi masyarakat Indonesia.

Literasi di tengah pandemi diharapkan mampu membuat individu mengembangkan potensi dan skill yang dimiliki serta menambah wawasan, esensinya untuk kesempurnaan dalam menjalani dan mencapai tujuan hidup. Namun seperti yang sudah tersaji diatas, minat masyarakat Indonesia untuk membaca masih rendah. Faktor pendorong yang begitu besar yakni rasa malas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline