Lihat ke Halaman Asli

Abi Priambudi

Mahasiswa Sosiologi

Kehidupan Online di Tengah Pandemi

Diperbarui: 13 Mei 2020   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Oleh : Abi Priambudi (mahasiswa santuy)


Sejak kehadiran pandemi covid-19 di negara Indonesia sudah banyak melumpuhkan pelbagai sektor kehidupan. Secara kompleks banyak terjadi dinamika perubahan di dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di perkotaan yang acapkali menjadi sasaran perubahan sosial. 

Adapun perubahan-perubahan tersebut tidak dikehendaki oleh masyarakat, akan tetapi masyarakat tidak bisa berbuat banyak selain mengikuti arahan instruksi dari pemerintah berupa kebijakan tentang larangan berkumpul hingga perubahan rutinitas maupun gaya hidup. 

Agen yang berperan dalam arus perubahan tentunya di luar harapan dan kehendak orang banyak. Langkah kebijakan pemerintah terlihat dengan diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pembatasan sosial merupakan langkah yang masing-masing pemerintah daerah ajukan kepada pemerintah pusat. 

Salah satu akibat dari PSBB adalah pembatasan di ruang lingkup dunia kerja. Ada pembeda yang menggeser aktivitas normal sehari-hari, semisal yang biasanya masyarakat perkotaan menjalani rutinitas bekerjanya di pabrik atau perkantoran harus berubah dengan bekerja online atau istilah terkenalnya bekerja di rumah saja, bahkan belum lagi banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. 

Dampaknya banyak masyarakat yang memilih pulang ke kampung halaman ataupun alternatif lainnya adalah dengan membuka usaha kecil-kecilan dan berbisnis online. Bagi para karyawan yang masih bekerja secara daring atau di rumah, mereka memiliki hambatan tersendiri, mulai dari akses sinyal, biaya lebih untuk kuota internet, dan efektifitas yang mempengaruhi kinerja. Melalui kebijakan work from home yang digaungkan oleh pemerintah maupun perusahaan dinilai sebagai upaya preventif dalam pencegahan virus covid-19. Dengan diberlakukannya hal tersebut juga menjadi salah satu bagian dari social distancing.

Perubahan signifikan juga terlihat dengan banyaknya mayarakat yang membuka usaha online guna mencukupi kebutuhan hidupnya. Sebab kebutuhan-kebutuhan pokok yang kian naik serta pendapatan yang menurun menyebabkan masyarakat harus lebih kreatif dan inovatif dalam mencari pundi-pundi rupiah. Setidaknya ada penghasilan untuk masyarakat bisa bertahan hidup ditengah pandemi. 

Menariknya masyarakat yang memilih bisnis online lebih sering menggunakan sosial medianya untuk beraktivitas, dengan mempromosikan dagangannya baik makanan maupun barang, akibatnya masyarakat dituntut untuk bisa melatih softskill dalam usaha agar membuat konsumen atau pembeli tertarik. Sebenarnya bisnis online sudah ada sejak lama, karena perkembangan zaman menyebabkan semakin beraneka ragam bentuk dan konsepnya. 

Promosi bisnis atau dagangan online menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekarang. Meskipun demikian, masyarakat tetap menjalani kehidupan nyatanya dengan produksi barang atau makanan serta melakukan pekerjaan rumah lainnya. Saat kini dunia online cukup berpengaruh terhadap sektor profesi, mata pencaharian. 

Penggunaan internet merambah jadi kebutuhan urgent, daya kuota dan jaringan sinyal harus terpenuhi bagi setiap orang. Selain membantu pekerjaan sehari-hari, kebutuhan internet serta online di sosial media diperluhkan oleh masyarakat untuk mengisi waktu dan menghilangkan kejenuhan.      

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline