Lihat ke Halaman Asli

Menjiwai Kisah Nabi Nuh Melalui Refleksi Masjid Kapal Semarang

Diperbarui: 17 Mei 2021   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Menjiwai Kisah Nabi Nuh Melalui Refleksi Masjid Kapal Semarang 

Suatu ketika, saya beserta keluarga besar sedang melakukan perjalanan mudik menuju Kendal. Saat waktu menjelang dzuhur, salah satu dari kami mengusulkan untuk berhenti sejenak di sebuah masjid untuk menunaikan shalat. Masjid Kapal, begitulah nama tenarnya, nama asli dari tempat ibadah ini adalah Masjid Safinatun Najah. Masjid ini berlokasi di dekat perbatasan kota Semarang dan Kendal. Memiliki bangunan yang unik berbentuk kapal, yang bangunannya terdiri dari empat lantai, dengan tempat shalat di lantai dua. Kemudian, dilengkapi dengan berbagai ornamen kapal, seperti jendela yang dibuat berbentuk bulat yang berjumlah sekitar 68 buah. Saat naik ke lantai tiga, kita akan menemukan perpustakaan dengan kumpulan koleksi buku tentang Islam dan Budaya. Dan, lantai bagian paling atas dibuat sebagai atap yang langsung berhadapan dengan panorama alam. 

 Sejarah dari keberadaan masjid ini merupakan ide dari sebuah keluarga muslim keturunan Arab, yang menjadi donatur utama pada awal pembangunan. Mereka mengusulkan agar desain arsitektur masjid menyerupai kapal. Melalui kerjasama dengan sebuah Yayasan Masjid Safinatun Najah, maka dibangunlah sebuah tempat ibadah berbentuk seperti kapal. Rancangan masjid ini terinspirasi dari sebuah masjid di kota Islamabad Pakistan, namun perbedaannya masjid ini diterapkan dengan gaya lokal. Ada filosofi khusus dari bangunan masjid yang sengaja dibuat menyerupai kapal layaknya bahtera Nabi Nuh. Sesuai dengan namanya, yakni Safinatun Najah yang memiliki arti "Kapal Penyelamat" namun lebih terkenal dengan sebutan Masjid Kapal, selain bentuknya seperti kapal, ada pesan yang tersirat dalam bangunan ini. Yakni, pendiri masjid ingin mengingatkan umat islam tentang kisah Nabi Nuh saat diperintahkan Allah untuk menyelamatkan kaumnya dari bencana banjir besar. Pemilihan lokasi masjid ini berada di pelosok desa, dikarenakan lahan yang relatif murah dibanding dengan perkotaan. Rencana kedepannya, Masjid ini akan dilengkapi dengan "Kampung Bahasa", yakni sebuah wadah tempat belajar khusus bahasa seperti yang ada di kampung bahasa Pare. Bahkan dalam waktu dekat ini, sudah mulai ada promosi kampung bahasa tersebut. Karena masih permulaan, maka hanya berlaku pada instansi yang diajak kerjasama saja. 

Namun kedepannya juga akan dibuka untuk kalangan umum.  

Tak disangka, kota Semarang ini selain memiliki banyak daya tarik, juga memiliki objek wisata sekaligus tempat ibadah yang sangat unik. Selain desain eksteriornya yang indah, lokasi masjid ini dipermanis dengan pemandangan segar. Hamparan sawah ,pepohonan rimbun serta perkebunan karet semakin memanjakan pandangan mata bagi siapa saja yang melihatnya. Saat menikmatinya, naluri saya berjalan pada sebuah kisah seorang Nabi yang selamat dari bencana besar dengan kapalnya. Dari sinilah saya berfikir bahwa, salah satu pendiri masjid ini berhasil menyampaikan pesannya yang tersirat lewat refleksi bangunan yang berdiri. Begitu juga saya, ketika singgah di tempat ini ada rasa enggan untuk melangkah menjauh. Walaupun dengan menempuh jalan yang sempit dan terbilang pelosok, akan terbayarkan dengan menikmati panorama keindahannya.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline