Pernahkah kita merenung dan bertanya pada diri sendiri apa itu kebaikan? pada dasarnya kita sering terperangkap pada suatu keadaan karena keliru mengenai apa itu kebaikan. Kita sendiri bingung makna kebaikan itu seperti apa. Terkadang makna kebaikan yang kita pahami dan kita praktekan dalam kehidupan sehari-hari malah menindas diri kita sendiri dan pada akhirnya kita terjebak pada suatu keadaan yang memaksa kita sendiri untuk berpikir ulang agar mengurangi kebaikan yang kita miliki, dan hal itu secara langsung membuat kita melukai makna dari kata kebaikan itu sendiri.
Demi sebuah kebaikan, jiwa kita kadang terlukai. Entahlah mungkin kebaikan yang saya lakukan bukanlah makna arti dari kebaikan itu sendiri. Sesekali mungkin kita harus menemukan makna apa itu perbedaan egois dan mencintai diri sendiri. Sepertinya setelah kita mampu membedakan keduanya, kebaikan yang kita lakukan akan membuat jiwa kita bahagiia dan orang yang kita bantu dalam kebaikan kita juga bahagia.
Ada beberapa orang bersikap baik hanya untuk orang yang bersikap baik padanya, untuk hal sebaliknya dia membalasnya dengan kejahatan. Tentu sikap ini banyak kita temui di lingkungan kita dan mungkin saja sikap itu bisa dibenarkan. Namun dalam kasus ini saya mempunyai pendapat lain. Manusia mempunyai jiwa tuhan dalam dirinya, tentu tuhan tidak bisa kita manifestasikan, tapi semua hal-hal baik bahkan semua hal yang kita tidak bisa definisikan ada padanya. Kita mempunyai jiwa tuhan, jika kita membantu orang yang pernah berbuat jahat kepada kita, artinya kita menjalankan fungsi dari jiwa tuhan yang ada dalam diri kita. Itu yang selalu saya anut dalam hidup saya. kadangkala kita harus berbuat baik kepada siapapun, dengan itu kita telah menjalankan fungsi tuhan dalam diri kita.