Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

GPS Sipilnya Diacak, Israel Remehkan Beruang Ompong Rusia

Diperbarui: 3 Juli 2019   11:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi : Sumber forbes.com edisi 19 Februari 2019

Senin, 1 Juni 2019 tengah malam, sejumlah pesawat tempur Israel kembali menyerang Suriah melesakkan sejumlah misil penjelajah (cruise missiles) ke sejumlah target di pinggiran ibu kota Damaskus tepatnya di As Sahaiykh Ibrahim dan di sekitar Homs tepatnya di komplek bandara Mintaqat Al-Qusayr.

Laporan berbagai media hingga tulisan ini dibuat seperti dikutip dari haaretz.com serangan tersebut telah merenggut korban jiwa warga sipil 16 orang tewas dan sejumlah lokasi penelitian telah dihancurkan.

Serangan Israel ke Suriah bukan hal baru. Sejak 2013 tercatat 200-an kali Israel telah menyerang Suriah dengan dalih Iran, Iran, Iran dan Iran sebagai ancaman terbesar dan musuh nomor wahid yang membuat Israel rasanya tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Meski serangan Israel ke dalam wilayah kedaulatan Suriah telah berlangsung hingga 200-an kali akan tetapi serangan pada 1 Juli 2019 dapat dikatakan berbeda dengan sebelumnya pernah ada. Perbedaannya terletak pada beberapa poin penting yaitu :

  • Serangan Israel terhadap Suriah dan Iran dilaksanakan setelah pertemuan penasihat keamanan nasional ketiga negara, yakni Nikolai Patrushev (Rusia), John Bolton (AS) dan Meir Ben- Sabbat (Israel) pada 25 Juni 2019 lalu yang dipimpin oleh PM Isrel Benyamin Netanyahu. Pertemuan tersebut dikatakan pertemuan bersejarah karena tujuan utama adalah mengingatkan Iran (melalui Rusia) agar tidak menjadi sumber pertikaian dan agresi di timur tengah.
  • Serangan Israel kali ini dilakukan dari arah pantai mediterania dan kawasan Lebanon selatan. Pesawat tempur Israel yang belum diketahui dari jenis apa tidak memasuki kawasan udara Suriah. Pesawat tempur tersebut memanggul misil penjelajah lalu memuntahkan ke beberapa obyek. Selain target di sekitar Damaskus dan Homs sebagaimana disebutkan di atas sejumlah ledakan juga terjadi di dekat pelabuhan Tarsus basis AL Rusia di Suriah dan Timur Tengah.
  • Serangan Israel kali ini terjadi hanya 4 hari setelah duta besar Anatoly Victorov untuk Israel dipanggil oleh Kemenlu Israel atas perbuatan yang dianggap berbahaya bukan saja bagi penerbangan sipil tapi juga penerbangan militer Israel. Rusia dituduh telah melakukan perang elektronik (electronic warfare) di kawasan pangkalan udara Rusia di Hmeymim, Latakia, Rusia sejak sebulan terakhir berupa mengganggu GPS penerbangan sipil di Israel.

Terkait dengan masalah macet atau terganggunya GPS penerbangan sipil sejumlah pilot Israel yang tergabung dalam International Federation of Air Line Pilots' Associations (IFALPA) telah melapor pada otoritas bandara Israel atau Israel Airports Authority (IAA) terjadinya gangguan Global Positioning System (GPS) pada GPS pesawat mereka yang lepas landas dan mendarat di bandara Ben Gurion.

Menurut laporan sejumlah Pilot signal GPS hilang saat pesawat akan mendarat di Ben Gurion. Meskipun hal itu tidak membahayakan (karena pesawat dibekali dengan teknologi alternatif jika sistem GPS hilang atau terganggu) namun aksi tersebut telah terjadi 2 - 3 minggu sebelum otoritas Israel memanggil dubes Victorov untuk memberi klarifikasi atas aksi Rusia tersebut.

Dubes Rusia untuk Israel mengatakan "informasi tersebut adalah palsu, kami tidak dapat meresponnya secara serius.." sebuah jawaban yang membuat Israel bagaikan kebakaran jenggot rasanya.

Bukan Israel namanya jika belum sempat membalas dendam meski dengan cara lain di tempat yang lain.

Israel benar-benar memperlihatkan kepongahannya. Tak perduli S-300 atau S-400 siap melumat pesawatnya Israel merangsek dari sisi laut mediterania melepaskan misil-misil penjelajahnya yang menurut media barat telah berhasil melumat sejumlah fasilitas penelitian yang diyakini sebagai tempat uji coba rudal Iran dan Suriah. 

Israel mengklaim tidak satupun pesawat tempur dan misilnya mampu diintersep oleh misil anti misil sistem pertahanan udara Suriah - Iran -Rusia.

Bahkan media barat mempertontonkan salah satu misil S-200 Suriah akhirnya hilang tenaga dan jatuh di sebuah tempat di pedalaman Siprus utara sebagaimana disampaikan secara resmi oleh PM Siprus utara Ersin Tatar (sumber independent.co.uk).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline