Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Gayus Khawatir Koruptor "Pendatang Baru," Lapas Sudah Penuh Sesak

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13287194711923583541

Ini adalah kisah fiktif. Awal terbitnya inspirasi dalam tulisan ini  akibat  teringat pada Gayus yang telah mendekam di bui dan sedang menjalani masa hukumannya. Dari situlah lalu dikaitkan dengan kisah-kisah "seru" dan menegangkan tentang sepak terjang Gayus dalam korupsi dan mafia perpajakan  sampai dengan  bagaiamana cara ia berkolaborasi. Kisah tak kalah seru lainnya adalah tatkala ia melarikan diri dan kemudian tertangkap hingga akhirnya  ia menjalani proses hukum dan sekarang mendekam di hotel "prodeo"  selama Tujuh tahun penjara

Dahulu -ketika orang banyak bersumpah serapah terhadap Gayus -  ia adalah sosok yang tiada henti menghiasi blantika pemberitaan mafia korupsi dan pajak  di Indonesia. Seolah-olah dialah manusia yang paling bejat tiada berperi karena telah memasung kekuatan dan spremasi hukum ke dalam lingkaran setan yang sulit untuk dimasuki dari celah manapun.

Setalah Gayus mendekam di penjara, lambat tapi pasti persoalan Gayus pun mulai sirna pelan-pelan. Ibarat panas setahun  mulai terhapus oleh musim hujan yang akan segera tiba. Sosok dan pemberitaan Gayus pun mereda.

Gayus sendiri dari balik teralis besi mengikuti perkembangan mafia hukum dan korupsi di dalam negeri dengan baik. Bahkan ia menduga tempat tinggalnya saat ini Lembaga Pemasyarakatan atau Lapas (LP)  Cipinang bakal kedatangan tamu lainnya. Para tamu itu tak lain adalah "penonton" yang selama proses peradilan terhadap Gayus berjalan adalah orang-orang  yang ikut menggeleng-gelengkan leher mereka tak percaya "reputasi" PNS terkaya di dunia ini beraksi dalam kasus melawan hukum.

Masih dalam terawangannya, Gayus menduga apa jadinya jika  beberapa tamu itu adalah Nazaruddin, Miranda dan Nunun  akan  mendekam di penjara dalam blok yang sama? Bahkan apa jadinya jika Anas terbukti bersalah, menjadi TSK dan  juga akan menjalani juga masa tahanannya di tempat yang sama suatu saat nanti (Jika Terbukti dan menjadi Tersangka).

Masalahnya -menurut Gayus- Lapas mana lagi yang pantas untuk ukuran koruptor kelas kakap  dan penyuap seperti mereka? Ke Lapas Salemba, akan sangat berdesakan di sana. Selain rawan akibat jumlah sipir hanya 23 orang (bertugas Shift) jumlah penhuninya juga sudah padat. Jumlah narapidana di Lapas Salemba mencapai 1023 napi, jauh dari kapasitas semestinya, yakni 825 napi. (sumber :Di sini)

Ke Lapas Nusakambangan, rasanya tak mungkin karena kesannya sangat angker dan tidak mengalahkan rekor Tomi Mandala Putra.

Ke Lapas Suka Miskin Bandung  juga sudah tidak mungkin, karena selain sudah overload (553 orang) dari seharusnya 530 penghuni (sumber : Di sini) Lapas Suka Miskin juga tidak terima tamu lagi dari DKI dan sekitarnya.

Lapas Karawang sudah tidak mungkin. Masalahnya, Lapas Karawang idealnya hanya untuk menampung 831 orang ternyata telah dihuni oleh 962 napi dari berbagai  bidang pelanggaran hukum (per Agustus 2011.Sumber : Di sini ).

Ke Lapas Pemuda, Tangerang sangat riskan, karena Lapas ini terkenal tingkat keributannya akibat jumlah sipir yang tidak memadai.  Menurut Hadi, penjagaan di Lapas Pemuda terkadang tidak optimal karena jumlah napi yang mencapai 1.985 orang, sementara petugas sipir hanya 103 orang. "Ini yang terkadang merepotkan kami. Karena setiap shift pertugas yang jaga berkisar 21 - 25 orang," ucapnya.  (sumber :Di sini).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline