Lihat ke Halaman Asli

Ah, Mbak Grace Natalie, Kok Mbak "Offside" Sih?

Diperbarui: 13 Maret 2019   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: poskotanews.com

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali bikin geger. Kali ini di acara Festival 11 di Medan, Senin, 11 Maret 2019, lewat pidatonya, Grace Natalie menyerang sikap partai yang ia sebut partai nasionalis. 

Menurut Grace, sangat ironis partai-partai yang selalu mengklaim nasionalis tapi justru mendukung peraturan daerah (Perda) syariah. Peraturan yang Grace sebut diskriminatif.

Grace pun mengutip hasil studi Michael Buehler yang sudah dibukukan: The Politics of Shari'a Law: Islamist Activists and the State in Democratizing Indonesia.

Menurut Grace, hasil penelitian Buehler menyimpulkan partai yang selama ini mendaku partai nasionalis justru terlibat aktif dalam merancang, mengesahkan, bahkan menerapkan Perda-perda Syariah di seluruh Indonesia.

Terang saja pidato Grace itu memantik reaksi keras.Tak hanya itu, dalam pidatonya, Grace juga menyentil soal kasus Meliana, penyegelan tiga gereja di Jambi, persekusi atas jemaat GBI Philadelpia, hingga kasus nisan kayu salib dipotong dan prosesi doa kematian seorang warga Katolik yang ditolak massa di Yogyakarta.

Rancangan Undang-Undang Pesantren dan Pendidikan Agama juga ikut disentil. Grace menyebut, RUU itu diloloskan salah satunya karena insiatif dari partai-partai nasionalis. Padahal dalam pandangan Grace, rancangan tersebut berpotensi membatasi sekolah minggu, yang selama ini diatur secara otonom oleh gereja.

Saat ini, secara politik, PSI, partai yang dikomandani oleh Grace Natalia ada di barisan pendukung Jokowi-KH Ma'ruf. Partai Grace, masuk dalam barisan koalisi Indonesia kerja, dimana di dalamnya ada PDIP, Golkar, NasDem, Perindo, Hanura, PKB, PKPI dan PPP. Lalu, apa dampaknya terhadap konstelasi dalam pilpres? Apakah pidato Grace sedikit banyak akan berpengaruh pada Pak Jokowi?

Nuwun sewu Mbak Grace, saya ikut urun ngobrol. Mengomentari apa yang terjadi. Kebetulan, sekarang Mbak yang menabuh. Tapi nuwun sewu Mbak, ini hanya pandangan dari orang biasa yang kebetulan saat ini merasa yakin Pak Jokowi harus di dukung, sama seperti sikap politik Mbak. Mbak Grace mengkritik ya sah-sah saja. Di alam demokrasi, kritik adalah vitamin. Semacam suplemen agar membuat demokrasi itu tetap hidup.

Tapi begini. Saat ini, negeri ini, sepengetahuan saya yang awam, tengah dihadapkan pada bahaya besar. Bahaya luar biasa yang menurut saya, bisa merubuhkan sendi-sendi republik. Coba tengok, ruang publik yang disesaki oleh fitnah, ujaran kebencian dan makin menguatnya politik identitas.

Bahkan kini fitnah dilakukan secara door to door. Ngeri kan Mbak. Dan, Pak Jokowi saat ini, capres yang Mbak dukung, dan diharapkan bisa memimpin Indonesia kedepan yang jadi sasaran tembaknya. Mbak pasti tahu, begitu dahsyatnya fitnah yang ditujukan ke Pak Jokowi.

Pak Jokowi difitnah anti Islam. Anti ulama. Serta banyak lagi fitnah yang dilayangkan, yang Mbak tahu itu tak benar. Mbak pasti tahu, fitnah itu dilancarkan, tujuannya agar Jokowi kalah. Kalau Pak Jokowi kalah, silahkan Mbak kalkulasikan sendiri, apa yang akan terjadi di Indonesia kedepan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline