Lihat ke Halaman Asli

AA Diah Indrayani

write with love

Filosofi Saraswati

Diperbarui: 30 Januari 2022   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Filosofi Saraswati

 Hari suci yang jatuh pada wuku Watugunung, didasarkan pada epos dan ethos, sehingga mempersonifikasikan suatu karakter yang keras, didukung pula dengan kesaktian yang dimiliki. Saraswati di dalam weda bertujuan untuk mengetahui puja dan pujian, masyarakat hindu terhadap Sang Hyang Saraswati dilihat dari adanya sungai sindhu yang sudah mengalir lebih dari 3.000 tahun silam, keterangan ini berdasarkan atas penyelidikan adanya kitab-kitab weda hindu di India dikatakan bahwa Reg weda yaitu weda yang pertama dari catur weda yang sudah ada pada tahun 1.200 sebelum Tarikh Masehi. Sungai Sindhu ini mendapat aliran dari percampuran dua batang sungai yaitu sungai Saraswati dan sungai Drsadwati. Kedua batang sungai ini yang terkenal ialah sungai Saraswati, diantara aliran kedua batang sungai itu terletaklah tanah yang bernama Brahmaputra atau Kuruksetra sebagaimana yang disebutkan didalam sloka-sloka atau stotra-stotra hindu. Antara lain:

Daksina na Saraswatya,

Drsadwatyutturena Ca,

Ye Wasanti Kuruksetra,

Te Wasanti Triwistape.

Artinya :  penduduk yang tinggal pada tanah Kuruksetra atau Brahmawarta, yang terletak disebelah selatan sungai Saraswati dan disebelah utara sungai Drsadwati, dianggap sebagai tinggal di Indraloka.

            Demikian pula yang tersebut didalam Buku Manawa Dharmasastra, jilid II, sloka 17, antara lain berbunyi :

            Saraswati Drsadwatyar,

            Dewanadyor yad antaram,

            Tam Dewa airmitam decam,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline