Lihat ke Halaman Asli

Alex Pandang

Freelance Writer

Efisiensi Anggaran Stategi Mancing Prabowonomic

Diperbarui: 3 September 2025   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber Pribadi) 

Efisiensi anggaran di tubuh pemerintah itu sebenarnya adalah salah satu strategi dari Prabowonomic, memberantas korupsi. Si Bowo tahu persis, ketika suatu rezim berganti, para koruptor tetap masuk dalam pemerintahan. Menyelinap berganti wajah dan berpura-pura mendukung pemerintah, padahal tujuan utama mereka adalah tetap saja merampok uang rakyat, apapun caranya.

Jadi efisiensi yang bahasanya kita sederhanakan menjadi  "Fishing Time", memang adalah suatu strategi untuk memancing tikus-tikus perampok itu keluar dari sarangnya, racun harus ditaruh di sarang tikus agar mereka keluar. Dan racun itu adalah efisiensi anggaran itu sendiri. 

Loh kok bisa? yah silahkan anda pikir saja, membongkar bongkar kasus KORUPSI yang nilainya mencapai angka triliunan itu apa gak ada resiko? Apa gak ada serangan balik, ingat ini lahan basah para koruptor. Kalian pikir mafia-mafia ini adalah orang-orang kecil berotak tempe? Kalian salah besar, mereka ini penjahat lihai, sudah bertahun-tahun terlatih menjarah uang rakyat dalam senyap. Mereka sudah menguasi sistem. Amunisi mereka banyak, orang-orang mereka ada di semua lini. Ini peperangan yang tidak bisa dilihat memakai kacamata rakyat biasa. Jadi memang dibutuhkan cara yang luar biasa untuk menangkap penjahat yang luar biasa. Hanya orang cerdas yang paham ini. 

Fishing time, tentu saja banyak resikonya, tapi yang paling parah adalah bagaimana jika gagal. Sudah tentu maka pemerintah akan kehilangan kepercayaan dari rakyat. Apalagi rakyat kita ini memang suka dibuai hal-hal manis, kita lupa, bahwa obat yang pahitlah yang dapat menyembuhkan penyakit. Tapi bagaimanapun pemerintah adalah pemerintah, apapun resikonya, strategi harus dijalankan, meski resikonya besar. Tapi langkah besar ini harus diambil. 

Bandit-bandit juga tikus-tikus koruptor ini, yang sudah bertahun-tahun lihai merampok uang rakyat, tentu akan merasa tidak nyaman dengan efiesiensi anggaran yang tiba-tiba mencekik ini, mereka dengan sendirinya keluar dari persembunyian mencari celah-celah yang baru yang dapat dikeruk. Berkamuflase mengkritik dan menyerang pemerintah. Menebar kebencian, bersembunyi dibalik berbagai isu ketimpangan dan kesenjangan ekonomi yang memang mudah untuk digoreng. Tapi mereka juga tak sadar bahwa di masa-masa sulitlah inilah, mereka tak bisa lagi menutupi kedok mereka, koruptor! 

Ah, kami rakyat kecil, tetap saja tidak percaya, soalnya si Bowo itu cuma omon-omon doang, kalau memang benar mau menghancurkan para koruptor, tapi kenapa para Koruptur malah dikasih pengampunan? Eitss sabar dulu.. 

Jawabannya sederhana, itu kan cuma persepsi kita rakyat kecil yang memang belum mampu berpikir besar seperti cara orang-orang besar diatas sana berpikir, kita terlalu naif membaca situasi ini hanya memakai kacamata berpikir kita sebagai rakyat jelata, bukan kacamata intel yang mencari benang merah dibalik setiap peristiwa politik. Kok bisa begitu? Tahu darimana? 

Jadi begini teman, justru dengan "sengaja melepas koruptur" itulah waktunya strategi "Fishing Time" dimainkan. Ingat baik-baik, para penjahat yang terkesan dilepas itu, cepat atau lambat, akan kembali ke asalnya, akan mencari sekutu-sekutunya, akan membawa gerombolannya. Mereka akan selalu berpikir keras untuk mencari cara dan celah yang baru. Untuk kembali merampok uang rakyat. Ingat baik-baik, karakter korup yang sudah mendarah daging itu, SULIT untuk dirubah. Sekali bandit, tetaplah bandit. Jadi ingat baik-baik teman, Ini semua hanya masalah waktu, biarkan sistem ini bergerak dengan senyap, tugas kita adalah mengawal dan memantau.. 

Sekarang mulai paham kan? Mengapa gelombang besar demonstrasi justru  tiba-tiba muncul hanya beberapa hari setelah pemerintah membongkar kasus mafia migas? Sudah jelas, bandit-bandit ini melakukan perlawanan. Tujuan mereka sederhana, selain menarik ulur waktu agar tikus-tikus yang lain bisa bersembunyi, tidak kena tangkap seperti para pemimpinnya. Yang kedua, kepercayaan rakyat kepada negara haruslah dirusak. Ini adalah harga mati, demi menjaga lahan basah mereka. Kebencian kepada negara harus terus dibumbui. Orang-oramg harus dihasut.
Apalagi di luar sana benih-benih kebencian itu sudah lama timbul. Keadaan ekonomi yang sulit dan tidak stabil memang, isu yang sangat seksi. Hanya perlu sedikit pancingan. Sejak dulu adu domba adalah cara yang paling efektif. Rakyat akhirnya harus dibenturkan dengan segala unsur pemerintah. Kepolisian yang kerap melukai rakyat, DPR yang seolah tak peduli dengan penderitaan rakyat, Bummmm jadilah demo-demo itu.. 

Sayangnya sisi yang satu ini, terlambat kita pahami, kita hanya bisa melihat sisi ini, jika akal sehat dan ketenangan jiwa dipakai. Kalau sudah terlanjur marah dan apalagi emosi membabibuta, maka semua yang terlihat hanyalah kesalahan dan keburukan pemerintah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline