Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Kalau PTK Dilakukan Bukan Guru?

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada prinsipnya PTK merupakan penelitian di kelas, maka pelaksanaan PTK harus dilakukan oleh guru yang ada di kelasnya. Kemudian yang jadi pertanyaan, bagaimana jika PTK dilakukan oleh peneliti yang bukan guru di kelas itu?. Menurut saya sah-sah saja jika pelaksanaannya sesuai dengan syarat,kaidah, prinsip DAN prosedur  PTK. Ibarat dalam dunia kesehatan, peneliti sebagai dokter yang harus mengamati, menganalisa, mendiagnosis dan memberikan obat bagi guru sebagi penderita.

Banyak fenomena di lapangan yang menunjukkan bahwa guru sulit untuk mengakui bahwa dalam melakukan pembelajaran di kelasnya bermasalah. Hal ini didasarkan pada asumsi mereka yang selalu datang untuk mengajar dan menjelaskan pada peserta didiknya dan tidak pernah meninggalkan kelasnya tidak bermasalah.   Kemudian yang jadi pertanyaan, bagaimana ketercapaian kompetensi siswa dalam pembelajaran tersebut?. Tentunya mereka akan mendapat jawaban setelah mereka melakukan evaluasi, ternyata nilai rata-rata peserta didik masih di bawah KKM dan hasil penilaian proses, sebagianpeserta didik rata-rata mendapat nilai C. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dan hasil belajar siswa itu bermasalah, sehingga peserta didik tidak dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Dengan demikian, kita akan berfikir jernih  lagi untuk mengatakan bahwa PTK boleh dilakukan kolaboratif antara peneliti dengan guru. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur-prosedur yang tepat, misalnya : peneliti datang ke kelas dan melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas sehingga menemukan masalah kemudian  berdiskusi dengan guru untuk meggali permasalahan dan mencari data-data yang relevan, peneliti dan guru berdiskusi untuk mendiagnosis penyebab masalah yang ada, peneliti membuat perencanaan tindakan atau solusi pemecahan masalah (p[eneliti dianggap sebagi ahli yang menawarkan solusi),  peneliti menunjukkan dan mendiskusikan perencanaannya dengan guru untuk mendapat masukan, selanjutnya guru dan peneliti berkolaborasi melaksanakan tidakan penelitian untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian di dalam pelaksanaannya guru dan peneliti selalu bekerja sama dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan evaluasi-refleksi  yang selalu berkelanjutan dengan didukung dengan teman sejawat sebagai pengamat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline