Lihat ke Halaman Asli

Khrisna Pabichara

TERVERIFIKASI

Penulis, Penyunting.

Penulis dan Rasa Sakit yang Mencintainya

Diperbarui: 13 Juni 2019   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) | Foto: Kemenkes RI

Pada suatu ketika, Soren Kierkegaard--seorang filsuf--menyatakan bahwa setiap saat di dalam hidupnya, manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan. Contohnya, mau terus merdeka atau menjadi budak. Contoh lain, menjadi sesuatu atau menjadi bukan siapa-siapa hingga ditelan ketiadaan.

Pernyataan Kierkegaard itu diungkap oleh Reinhart dalam The Existensialist Revolt (1960, 261). Pesan itulah yang menyentil kesadaran saya. Dalam hidup yang fana ini, saya harus melakukan sesuatu agar usia saya melampaui umur saya.

Itulah alasan mengapa saya menjadi penulis. Masih ada dua alasan lain, tetapi saya tambahkan satu saja. Filsuf Heidegger (1962, 232) mengantar saya pada fakta bahwa saya seorang pencemas. Kadang saya cemas tanpa sebab. Saya tidak cemas terhadap sesuatu, tetapi cemas terhadap segala sesuatu.

Kecemasan itulah yang menceburkan saya ke dalam dunia menulis. Setiap tulisan rampung, kecemasan berkurang. Makin banyak menulis makin susut pula rasa cemas saya. Tulisan ini saya anggit juga gara-gara cemas.

Betapa tidak. Ada saja yang menyulut cemas. Pinggang sakit, saya cemas. Tengkuk tegang bukan kepalang, saya cemas. Jika kamu penulis, atau apa pun profesimu yang memaksamu lama duduk di depan komputer, kamu pasti pernah merasakan apa yang saya rasakan.

Ya, kamu pasti pernah merasakan nyeri pinggang bawah. Sekarang renungkan. Bagaimana kamu dapat menulis dengan baik kalau pinggangmu nyut-nyutan karena lumbago? Lalu muncul pertanyaan baru. Apa itu lumbago dan apa hubungannya dengan penulis?

Sebaiknya kamu baca tulisan ini sampai kelar. Dengan begitu, kamu akan tahu jenis penyakit tidak menular apa saja yang mengintai dan mencintai para penulis. Oke? Baiklah, silakan bertamasya di Taman Kata.

Peserta Saka Yoga Festival 2018 dalam rangka Germas | Foto: Kemenkes RI

Ancaman Sakit Pinggang
Apakah selama ini posisimu sudah tepat saat mengetik? Jangan karena belum merasakan sakit pinggang, nyeri bahu, dan tegang tengkuk lantas kamu kira aman dari intaian rasa sakit. 

Ingatlah! Berjam-jam di depan komputer akibat tuntutan pekerjaan sedikit demi sedikit akan "membunuh" Anda.

Mikrotrauma dapat menimpa kita gara-gara posisi mengetik yang keliru. Biasanya kita tidak menyadarinya dan baru menyesal setelah semuanya terlambat. Di samping itu, banyak cedera regangan berulang akibat posisi badan yang keliru selama bertahun-tahun dan dilakukan secara berulang-ulang.

Apakah mikrotrauma dapat menimpa penulis? Jawabannya, ya. Mikrotrauma mencakup kerusakan serat otot, selubung di sekitar otot, dan jaringan ikat. Selain itu, mikrotrauma juga meliputi stres pada tendon dan tulang. Duduk selama berjam-jam, terus begitu setiap hari selama bertahun-tahun, akan memudahkan mikrotrauma dalam menyakiti tubuh kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline