Lihat ke Halaman Asli

Perkara Telur

Diperbarui: 4 April 2020   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkara Telur

Saat enak-enaknya tidur, tetangganya membangunkan Emak dan mengatakan jika tetangganya itu dapat cerita bahwa obat pencegah Corona adalah telur rebus. Emak pun yang sangat naif, percaya dan langsung kacau. Dia membangunkan anak perempuannya. Butet yang sebenarnya udah bangun akibat tetangga ribut di luar nyari telur, pura-pura tidur aja. Emak malah menyuruhnyw melihat telur yang sedang direbus di atas kompor.

"Tengokkan dulu telur itu. Aku mau bangunkan Tulangmu (adik laki-laki Emak)," ujar Emak.

Karena tak ingin Emak marah, Butet pun melihatnya.

Malam itu suasana kampung jadi ramai kayak bulan ramadhan saja. Bahkan ada pemuda yang iseng sengaja teriak sahur, seperti kebiasaan mereka ketika jadwal sahur.

Eni, wanita anak satu, bangun terlambat. Di saat semua warga sudah makan telur rebus, dia belum.

"Besok gak bisa, ya?" tanya Eni.

"Gak bisa. Harus malam ini, ujar Emak.

Dia pun panik dan mencari telur ke semua kedai tapi sudah habis diborong warga. Hingga mencari ke kampung sebelah.

Di tempat lain, Marolop membangunkan ketika anaknya dan menyuruh makan telur. Bisma, anak bungsu berusia empat tahun menangis karena tak mau dikasih sebutir telur.

"Gak mau aku satuuuu, duanya," teriak Bisma dan mengambil jatah milik Ayahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline